Kairo - Mahasiswa Fakultas Ushuluddin (SEMA-FU) pada pertama kalinya menggelar Kelas Intensif berupa Social Media Marketing Fundamentals selama empat hari (20-24/10) secara daring via Zoom. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Divisi Wakaf dan Pendanaan (DWP) yang diikuti oleh sekitar kurang dari 30 peserta.
Di hari pertama,
acara dibuka oleh Saudara Burhanulhaq Muhammad Syauqi sebagai Moderator, pembacaan ayat suci
Al-Qur'an oleh Saudara Fatih Fikri Rabbani, serta sambutan dari Ketua SEMA-FU Kabinet Qushwa, Saudara Muhammad
Fathan Roshish.
“Suatu kebutuhan yang bisa upgrade kualitas kita sebagai mahasiswa, apalagi di tengah era digitalisasi yang menuntut kita menginovasikan gaya untuk mengaplikasikan ilmu kita dari Al-Azhar.” tutur mahasiswa tingkat tiga Jurusan Tafsir tersebut. Beliau berharap acara ini bisa memberikan manfaat dan dampak yang luar biasa bagi peserta yang hadir dan aktif di dalamnya.
Selanjutnya kelas langsung dimulai oleh Saudara Muhammad Fathan Winarto, salah satu senior SEMA-FU selaku pemateri yang juga merupakan seorang Spesialis Pemasaran Digital di OKE Garden. Kelas dimulai dengan pendahuluan berjudul "Kenapa Belajar Digital Marketing?". Agenda dilanjutkan dengan Rencana Belajar yang terdiri dari empat modul; Dasar Marketing Digital, Mengetahui Medan Perang Anda, Kampanye Persiapan, dan Eksekusi dan Pemeriksaan Keuangan yang dijelaskan secara mendetail selama empat hari dalam Kelas Intensif. Pada akhir poin-poin materi dari tiap modul yang disampaikan oleh mawapres pada Penganugerahan Ushuluddin lalu itu, terselip juga Pop Quiz yang merupakan kuis interaktif untuk menunjang pemahaman peserta. Dan di setiap akhir kelas, peserta diberikan kesempatan untuk bertanya kepada pemateri.
Di penghujung Kelas
Intensif, Saudara Fathan bersyukur dan berterima kasih karena telah diberi kesempatan berkontribusi dalam kegiatan ini. Namun, pemateri yang pernah menjabat sebagai anggota dan
koordinator Divisi PSDM SEMA-FU itu mengungkapkan keresahannya. Pertama, ia
takut bahwa para peserta tidak mendapat ilmu yang diinginkan dan hanya
membuang-buang waktunya. Kedua, ia takut jika peserta telah mendapatkan apa
yang ia inginkan namun tidak mempraktikkan ilmu yang telah didapat. Ketiga,
beliau berpesan jangan sampai karena mengejar karir, ibadah jadi terlupakan.
Padahal jika mengejar akhirat, dunia akan ikut terkejar. Jadikan orientasi
akhirat, walaupun membangun karir, niatkan untuk beribadah dan bisa fokus
dakwah tanpa mengkhawatirkan finansial. “Jadikan ilmu ini justru sebagai ranah
untuk kita memperkuat hubungan dengan Allah subhanahu wa ta’ala.” tutupnya pada
petang itu.
Reporter: Nahwa Haya Aghniarizka
Editor: Naqiyya Mina Anatolia
Komentar