SEMA-FU. Pesatnya
perkembangan dinamika sosial masyarakat modern, serta kemajuan sains dan
teknologi—terutama di Barat, mengundang banyak respon dari para cendikiawan
guna berinovasi dan mengejar ketertinggalan. Wacana at-tajdid (rekonstruksi)
pun dipiih sebagai salah satu metode, guna mereaktualisasikan kembali kandungan
ajaran Islam. At-Turats al-Islami pun tak ketinggalan menjadi salah satu
lahan empuk guna menanam bibit-bibit rekonstruksi.
Namun dalam perkembangannya,
at-tajdid acapkali malah menimbulkan problematika baru. Karena banyak
diemban oleh mereka yang notabennya belum memahami turats—bahkan
sebagian merupakan kalangan orientalis— secara matang. Dari sini, Fakultas
Ushuluddin Universitas Al-Azhar pun mengadakan Muktamar Internasional Perdana
dengan tema "Pembacaan Turats Keislaman; antara Keontetikan Pemahaman dan Ambiguitas"
yang telah diselenggarakan pada 8-9 Maret 2018, di auditorium Al-Azhar
Conferetion Center (ACC), Kairo.
Acara yang diisi
oleh banyak pemateri—dari dalam maupun luar negeri— ini diketuai langsung oleh
Dekan Fakultas Ushuluddin Dr. Abdul Fattah Abdul Ghani Al-Awwari, di bawah
naungan Grand Syekh Al-Azhar Dr. Ahmad Muhammad At-Tayyeb. Grand
Syekh pun turut menyempatkan hadir dan memberi sambutan di hari terakhir
pelaksanaan acara ini.
Acara berjalan
dengan lancar. Berbagai bahs yang disampaikan secara singkat oleh para
pemateri seakan menjadi angin segar bagi reaktualisasi, sekaligus eksistensi turats
dalam dunia Islam. Antusiasme para hadirin yang datang dari berbagai negara,
serta para pemateri yang kompeten pun
menambah semarak kelangsungan acara ini.
"Turats
yang kita miliki ini tidak kaku—dapat menerima kritik—. Namun, kita harus bisa
membedakan antara anggapan at-Taqdis (penyucian) dengan as-Suhbah
(kompetenitas) dan an-Naqd (kritik) dengan al-Hadm (penghancuran).
Sehingga kita bisa bijak dalam mengelaborasikan turats sesuai
perkembangan zaman" begini kurang lebih isi salah satu kutipan hasil
muktamar.
Walhasil, muktamar
ini dapat memberikan banyak sekali manfaat bagi para mahasiswa hadirin. Semoga
tulisan-tulisan berharga dari para pemateri bisa segera dicetak dan disebarkan,
agar bisa dinikmati oleh para mahasiswa Universitas Al-Azhar. Amiin
Rep. Taufan Fuad Ramadan
Komentar