Sifat
wahdaniyah merupakan salah satu sifat Salbiyah dari sifat-sifat wajib Allah. Sifat salbiyyah yaitu:
هي الصفات التي تنفي عن الله ما لا يليق بذاته تعالى
"Sifat-sifat yang menafikan dari Allah segala sifat yang
tidak layak pada Dzat-Nya"
Maka sifat wahdaniyah adalah sifat yang menafikan at-ta'ddud
(berbilang-bilang), baik itu berbilang dalam dzat (at-ta'addud fî
ad-dzât), berbilang dalam sifat (at-ta'addud fî ash-shifât) dan
berbilang pada perbuatan (at-ta'addud fî al-af'âl). Adapun rinciannya
sebagai berikut:
1.
Keesaan Dzat (Wahdah
ad-Dzât), ada dua macam:
a.
Nafyu al-Kamm al-Muttashil (menafikan
ketersusunan internal)
Artinya, bahwa dzat Allah tidak
tersusun dari partikel apapun, baik itu jauhar mutahayyiz, 'ardh ataupun
jism.
Dalil rasional:
"Jikalau suatu dzat
tersusun dari bagian-bagian, artinya dzat itu membutuhkan kepada dzat yang
membentuknya. Sedangkan Allah mustahil membutuhkan pada suatu apapun. Maka
mustahil Dzat Allah tersusun dari bagian."
b.
Nafyu al-Kamm al-Munfashil (menafikan sekutu
eksternal)
Artinya, tiada dzat selain Allah
wajibul wujud yang menyerupai dzat-Nya.
Dalil Rasional:
-
Burhân
al-Tamânu':
-
Burhan
al-Tawârud:
2.
Keesaan Sifat
(Wahdah ash-Shifât), ada dua macam:
a.
Tiada satupun
sifat pada makhluk yang menandingi sifat Allah.
b.
Tiada
dualisme dalam satu sifat yang sejenis.
-
Baik itu pada
dualisme sifat dalam menciptakan makhluk, misalnya: mustahil ada dua sifat
Qudrah pada Dzat Allah, karena:
·
Jika satu
sifat Qudrah saja sudah cukup, maka keberadaan qudrah yang kedua adalah sia-sia
dan kesia-siaan itu mustahil pada dzat-Nya.
·
Jika satu
sifat Qudrah tidak cukup sehingga membutuhkan pada Qudrah tambahan, maka sifat
itu memiliki kekurangan. Sedangkan kekurangan pada dzat-Nya adalah mustahil.
-
Maupun itu
dualism sifat kesempurnaan Allah, seperti sifat Maha Mendengar (as-Sam') dan
Maha Melihat. (al-Bashar).
3.
Keesaan
Perbuatan (Wahdah al-Af'âl)
Tiada campur tangan apapun dalam
perbuatan Allah.
Komentar