Langsung ke konten utama

Sukses Besar! Nadwah I’dadiyah dan Grand Try Out Fakultas Ushuluddin Dihadiri Tokoh Penting Fakultas





            Kairo, 5 Desember 2024 – Auditorium Imam Abdul Halim Mahmud Fakultas Ushuluddin Universitas Al-Azhar menjadi saksi dari kesuksesan besar acara Nadwah I’dadiyah dan Grand Try Out Fakultas Ushuluddin yang diselenggarakan oleh SEMA-FU. Acara ini dihadiri oleh jajaran masyaikh terkemuka Fakultas Ushuluddin, serta menarik antusiasme lebih dari 300 peserta Nadwah dan 215 peserta Grand Try Out.

Momen ini menjadi istimewa karena untuk pertama kalinya dalam lima tahun terakhir, SEMA-FU kembali menjalin kerja sama dengan pihak kampus untuk menyelenggarakan kegiatan di lingkungan Fakultas Ushuluddin Universitas Al-Azhar. Hadir pula sejumlah tokoh penting dalam jajaran Masyaikh Ushuluddin, di antaranya Dekan Fakultas Ushuluddin, Prof. Dr. Mahmud Muhammad Husain; Kepala Jurusan Dakwah dan Kebudayaan Islam Dirasat ‘Ulya, Prof. Dr. Majdi Abdul Ghaffar Habib; Wakil Dekan Dirasat ‘Ulya, Prof. Dr. Misbah Mansur; serta dosen-dosen senior seperti Dr. Hudzaifah (Akidah dan Filsafat) dan Dr. Mahmud Mansur (Tafsir dan Ulumul Quran).

Dimoderatori Dr. Ahmad, acara dimulai tepat pukul 10.00 Waktu Kairo dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an oleh Muhammad Ainul Fahmi. Kehangatan langsung terasa ketika Dekan Fakultas Ushuluddin, Prof. Dr. Mahmud Muhammad Husain, menyampaikan sambutan pembukaan. Dalam pidatonya, beliau menyambut para mahasiswa baru dengan penuh semangat, menyebut mereka sebagai Sufara. Menyampaikan bahwa para mahasiswa adalah delegasi negara mereka yang mengemban tanggung jawab untuk menggali ilmu. Yang ketika kembali ke tanah air, Dekan berharap besar mereka juga menjadi Sufara untuk Al-Azhar yang mencerminkan nilai-nilai moderat.

Selain itu, Dekan juga menegaskan pentingnya menanamkan tujuan yang jelas dalam menuntut ilmu. Al-Azhar adalah pelopor ilmu para ulama. Jangan sia-siakan kesempatan ini. Jadikan keikhlasan dan kesungguhan sebagai landasan dalam setiap langkah.

Sambutan berikutnya disampaikan oleh Wakil Dekan Dirasat 'Ulya, Prof. Dr. Misbah Mansur, yang menegaskan peran Al-Azhar dalam melahirkan ulama-ulama hebat dunia. Bahkan, orang Malaysia mengakui bahwa ulama Al-Azhar adalah ulama terbaik. Beliau juga menambahkan fakta bahwa banyak pemimpin kampus Islam di Asia Tenggara yang merupakan lulusan Al-Azhar. Harapan beliau, mahasiswa tidak hanya mengejar gelar akademik, tetapi juga mendalami ilmu dengan sepenuh hati dan menjadikannya bekal dalam perjalanan hidup.

Sambutan lainnya datang dari Kepala Jurusan Dakwah dan Kebudayaan Islam Dirasat ‘Ulya, Prof. Dr. Majdi Abdul Ghaffar Habib, menyampaikan bahwa para mahasiswa sedang berjihad dengan pena dan kertas. Beliau mengingatkan bahwa keilmuan Al-Azhar dikenal berkat kesungguhan mahasiswa dan keikhlasan para masyaikh. Disampaikan juga pentingnya prinsip shidqun qabla 'amal (jujur sebelum berbuat), ikhlasun 'inda 'amal (ikhlas ketika berbuat), dan shabr ba'da 'amal (sabar setelah berbuat).

Selanjutnya, Prof. Dr. Hudzaifah, dosen jurusan Akidah dan Filsafat memberikan beberapa kiat sukses studi Al-Azhar. Di antaranya tetapkan tujuan hanya untuk menuntut ilmu, sehingga tidak terdistraksi dengan urusan lain. Lalu luangkan banyak waktu untuk mendalami bahasa Arab, sehingga para mahasiswa dapat memahami materi yang disampaikan dengan baik. Beliau juga berpesan kepada para mahasiswa untuk selalu membaca terlebih dahulu materi yang akan disampaikan dosen dan mengulang kembali materi yang telah didapat. Setelah itu beliau menegur keras mahasiswa yang ber-mujamalah di lembar ujian karena itu tidak akan menambah nilai. Maka dari itu, beliau menaruh harap agar para mahasiswa belajar dengan tulus, karena mereka adalah cerminan Al-Azhar ketika kembali ke negeri asalnya. 

Setelah kiat sukses studi Al-Azhar disampaikan oleh Prof. Hudzaifah, Dr. Mahmud Mansur, dosen jurusan Tafsir menasehati para mahasiswa untuk kenal dan sadar betul terhadap empat hal. Pertama adalah sadar dan tahu bahwa tempat yang mereka pijak sekarang adalah tempat yang luar biasa hebat, tempat yang melahirkan banyak ulama. Kedua, para mahasiswa harus sadar akan harga dari waktu sehingga tidak menyia-nyiakannya selama di Mesir. Ketiga, para mahasiswa harus sadar betul akan pentingnya ilmu pengetahuan. Terakhir, Beliau berpesan bahwa mahasiswa harus tahu benar betapa hebat dan alimnya guru-guru kita di Al-Azhar. Dengan begini mahasiswa akan berhasil dalam menempuh studinya di Al-Azhar.

Selain sambutan dari para masyaikh, Ketua SEMA-FU, Wildan Akbar Fathurrahman, turut menyampaikan terima kasih kepada pihak universitas, para masyaikh, dan seluruh peserta. Ia menegaskan komitmen SEMA-FU sebagai wadah yang siap membantu mahasiswa menghadapi persoalan perkuliahan. Baginya, SEMA-FU ada untuk Ushulians. Wildan meminta agar para mahasiswa tidak ragu untuk menyampaikan saran, kritik, atau keluhan apa pun mengenai berbagai urusan akademik.

Setelah sesi seminar berakhir, acara dilanjutkan dengan Grand Try Out. Para peserta tampak antusias mengikuti simulasi ujian yang dirancang untuk mengukur kesiapan mereka menghadapi ujian semester.

            Nadwah I’dadiyah dan Grand Try Out ini bukan hanya sekadar agenda akademik, tetapi juga momen mempererat silaturahmi mahasiswa dengan masyaikh. Nilai-nilai moderat Al-Azhar yang dijunjung tinggi menjadi bekal penting bagi para mahasiswa, baik dalam studi maupun kehidupan sehari-hari. Dengan keberhasilan acara ini, diharapkan para mahasiswa semakin siap menghadapi tantangan zaman dan menjadi pewaris ilmu pengetahuan yang mulia.


Oleh: Wildan Taufiq





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa Makna Sifat Wahdaniyah?

Sifat wahdaniyah merupakan salah satu sifat Salbiyah dari sifat-sifat wajib Allah. Sifat salbiyyah yaitu: هي الصفات التي تنفي عن الله ما لا يليق بذاته تعالى "Sifat-sifat yang menafikan dari Allah segala sifat yang tidak layak pada Dzat-Nya" Maka sifat wahdaniyah adalah sifat yang menafikan at-ta'ddud (berbilang-bilang), baik itu berbilang dalam dzat (at-ta'addud fî ad-dzât), berbilang dalam sifat (at-ta'addud fî ash-shifât) dan berbilang pada perbuatan (at-ta'addud fî al-af'âl). Adapun rinciannya sebagai berikut: 1.        Keesaan Dzat (Wahdah ad-Dzât) , ada dua macam: a.        Nafyu al-Kamm al-Muttashil (menafikan ketersusunan internal) Artinya, bahwa dzat Allah tidak tersusun dari partikel apapun, baik itu jauhar mutahayyiz, 'ardh ataupun jism. Dalil rasional: "Jikalau suatu dzat tersusun dari bagian-bagian, artinya dzat itu membutuhkan kepada dzat yang membentuknya. Sedangkan Allah mustahil membutuhkan p...

10 Prinsip Dasar Ilmu Mantiq

 كل فن عشرة # الحد والموضوع ثم الثمرة ونسبة وفضله والواضع # والاسم الاستمداد حكم الشارع مسائل والبعض بالبعض اكتفى # ومن درى الجميع حاز الشرفا      Dalam memahami suatu permasalahan, terkadang kita mengalami kekeliruan/salah paham, karena pada tabiatnya akal manusia sangat terbatas dalam berpikir bahkan lemah dalam memahami esensi suatu permasalahan. Karena pola pikir manusia selamanya tidak berada pada jalur kebenaran. Oleh karena itu, manusia membutuhkan seperangkat alat yang bisa menjaga pola pikirnya dari kekeliruan dan kesalahpahaman, serta membantunya dalam mengoperasikan daya pikirnya sebaik mungkin. Alat tersebut dinamakan dengan ilmu Mantiq. Pada kesempatan ini, kami akan mencoba mengulas Mabadi ‘Asyaroh - 10 prinsip dasar -  ilmu Mantiq. A.  Takrif: Definisi Ilmu Mantiq      Ditinjau dari aspek pembahasannya, ilmu Mantiq adalah ilmu yang membahas tentang maklumat – pengetahuan - yang bersifat tashowwuri (deskriptif) da...

10 Prinsip Dasar Ilmu Tauhid

A. Al-Hadd: Definisi Ilmu Tauhid Ilmu Tauhid adalah ilmu pengetahuan yang bisa meneguhkan dan menguatkan keyakinan dalam beragama seorang hamba. Juga bisa dikatakan, ilmu Tauhid adalah ilmu pengetahuan yang membahas jalan dan metode yang bisa mengantarkan kita kepada keyakinan tersebut, melalui hujjah (argumentasi) untuk mempertahankannya. Dan juga ilmu tentang cara menjawab keraguan-keraguan yang digencarkan oleh musuh-musuh Islam dengan tujuan menghancurkan agama Islam itu sendiri. B. Maudhu’: Objek Pembahasan Ilmu Tauhid Ada beberapa pembahasan yang dijelaskan dalam ilmu ini, mulai dari pembahasan `maujud` (entitas, sesuatu yang ada), `ma’dum` (sesuatu yang tidak ada), sampai pembahasan tentang sesuatu yang bisa menguatkan keyakinan seorang muslim, melalui metode nadzori (rasionalitas) dan metode ilmi (mengetahui esensi ilmu tauhid), serta metode bagaimana caranya kita supaya mampu memberikan argumentasi untuk mempertahankan keyakinan tersebut. Ketika membahas ent...

10 Prinsip Dasar Ulumul Quran

A. Ta’rif/Definisi Ulumul Quran      Ulumul Quran merupakan kumpulan masalah dan pembahasan yang berkaitan dengan Alquran.  B. Maudhu’/Objek pembahasan Ulumul Quran        Ulumul Quran adalah satu disiplin ilmu yang fokus membahas masalah-masalah Alquran. Mulai dari pembahasan Nuzulul Quran, penugmpulan ayat-ayat Alquran, urutan ayat, bayanul wujuh (penjelasan tentang peristiwa yang mengiringi turunnya suatu ayat Alquran), Asbabun Nuzul, penjelasan sesuatu yan asing dalam Alquran, dan Daf’us syubuhat (menjawab keraguan yang mempengaruhi  keeksistensian Alquran), Dsb. C.  Tsamroh/Manfaat mempelajari Ulumul Quran Dalam kitab Ta’limul Muta’allim syekh Az-zarnuji mengungkapkan; bahwa setiap usaha pasti membuahkan hasil tersendiri. Adapun hasil dari mempelajari Ulumul Quran adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui peristiwa yang mempengaruhi Al quran dari masa baginda nabi Muhammad SAW. hingga sekarang.  2. Mege...

10 Prisnsip Dasar Ilmu Nahwu

A.      Takrif: Definisi ilmu Nahwu Dalam pembahasan ini, definisi ilmu Nahwu bisa diketahui dari dua hal: 1.       Secara Etimologi (Bahasa). Lafaz An-nahwu setidaknya memiliki 14 padanan kata. Tapi hanya ada 6 makna yang masyhur di kalangan para pelajar; yakni Al-qoshdu (niat), Al-mitslu (contoh), Al-jihatu (arah tujuan perjalanan), Al-miqdaru (nilai suatu timbangan), Al-qismu (pembagian suatu jumlah bilangan), Al-ba’dhu (sebagaian dari jumlah keseluruhan). النحو Terjemahan Padanan kata Niat النية Contoh المثل Arah الجهة Nilai, Kadar المقدار Bagian القسم Sebagian البعض 2.       Secara Terminologi (istilah). Dalam hal ini Ilmu Nahwu memiliki 3 pengertian:  a) Ilmu Nahwu adalah ilmu yang digunakan untuk mengetahui kondisi yang terletak di akhir suat...