Sempat dicanangkan pada hari sebelumnya, Penganugerahan Ushuluddin yang diselenggarakan di Masjid As-Salam, Hay Asher tersebut sempat mengalami masalah teknis berupa mati listrik hingga akhirnya dilaksanakan pada Senin (17/07). Walau begitu, pihak panitia tak menyerah meski ada beberapa perubahan dalam rencana dan tetap meng-handle acara dengan baik hingga akhir.
Sesuai dengan tema Penganugerahan Ushuluddin tahun ini, “Born to be Inspiration, Strive to be Competition”, Hayatan Fathah sebagai Ketua Panitia berharap bahwa acara ini dapat memantik teman dan Mahasiswa di Mesir (Masisir) untuk memiliki jiwa kompetitif. Ocis, Ketua SEMA-FU menambahkan bahwa anugerah ini diberikan sebagai apresiasi kepada mahasiswa yang telah memberikan dampak dan hal positif kepada teman dan Masisir Ushuluddin.
Menariknya, salah satu peraih Mawapres Terbaik, Nabila Sa’adatul Husna mengaku bahwa ia terkejut atas keputusan panitia yang memilihnya. Ia merasa belum cukup banyak menyebarkan hal positif pada Masisir dibanding kandidat lainnya. Hal tersebut disanggah oleh Nurul Fitriah sebagai peraih penghargaan Penganugerahan tahun lalu. Ia menyatakan bahwa penghargaan ini bisa dijadikan motivasi untuk menjadi sosok Masisir ideal, sehingga diharapkan agar para kandidat yang terpilih tak merasa rendah diri
Seperti yang diharapkan Saudara Fauzan selaku perwakilan dari PPMI, semoga acara ini bisa menyelesaikan salah satu dari sekian problem pendidikan Masisir, yaitu disorientasi dengan cara memunculkan role model di tengah Masisir. Sama seperti tahun kemarin, hasil dari kandidat Mawapres berupa karya ilmiah juga bisa langsung diakses oleh Masisir secara eksklusif dalam website ini.
Reporter: Nahwa Haya Aghniarizka
Editor: Naqiyya Mina Anatolia
Komentar