Masalah Keseharian Masisir
Oleh :
Tazkiya Al Kayyisa, Tingkat 1 Ushuluddin
Apa itu problematika?
Menurut Suharso, dkk. (2009)
problematika adalah suatu kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang
membutuhkan penyelesaian atau pemecahan. Masalah diartikan sebagai suatu hal
yang menghalangi tercapainya tujuan.
Apa perbedaan problem dan problematika?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
problem sendiri diartikan sebagai persoalan atau masalah. Sedangkan
problematika merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk menunjukan suatu
permasalahan yang harus dipecahkan.Sebelum kita menjabarkan problematika interaksi
masisir saat ini, ada baiknya mengetahui makna dari interaksi.
Interaksi adalah suatu jenis tindakan
yang terjadi ketika dua atau lebih objek mempengaruhi atau memiliki efek satu
sama lain. Ide efek dua arah ini penting dalam konsep interaksi, sebagai lawan
dari hubungan satu arah pada cause
dan effect.
Dalam KBBI, kata interaksi berarti saling mempengaruhi, saling menarik, saling meminta, dan memberi, salah satu contoh interaksi adalah saling berbicara.
Apa saja problematika interaksi Masisir saat ini?
Untuk pembahasan problematika
interaksi Masisir, tentunya akan banyak sisi yang akan dibahas.
1.
Segi
interaksi Masisir dengan masyarakat lokal mesir :
●
Sulit memahami dialek amiyah Mesir, karena Masisir sendiri
cenderung lebih faham kepada bahasa Arab fushah
●
Kurangnya kosakata Arab amiyah, ini disebabkan kurangnya komunikasi Masisir dengan masyarakat lokal
●
Kendala saat ingin bertanya kepada dosen saat muhadoroh karena kurang percaya diri
Solusi problematika
interaksi Masisir dengan masyarakat lokal Mesir
●
Memperhatikan percakapan antara orang
Mesir untuk menambah kosakata Arab amiyah, seperti : bagaimana cara menawar, mencari tahu nama sebuah barang dan
bagaimana cara menyusun katanya
●
Mempelajari dan menambah kosakata
Arab amiyah maupun fushah melalui buku
atau kamus, atau bisa juga mempelajarinya melalui akun sosial media yang membahas tentang kosakata Arab amiyah, salah
satunya akun Instagram @logatmesir.
●
Membiasakan dan mempraktekkan
kosakata yang sudah dipelajari dengan langsung berkomunikasi dengan masyarakat lokal Mesir.
●
Menanamkan rasa percaya diri dalam diri, seperti
disebutkan dalam sebuah hadis riwayat Muslim : “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih
dicintai oleh Allah daripada mukmin yang
lemah”. Kepercayaan diri sangat dibutuhkan dalam menuntut ilmu. Percaya diri untuk bertanya dan percaya diri menjawab pertanyaan dari guru adalah sebuah
kekuatan
2.
Segi
interaksi antar Masisir terutama dalam lingkup tempat tinggal :
●
Masalah internal di dalam rumah,
disebabkan kurangnya komunikasi antar anggota rumah.
● Kurangnya kepedulian sesama anggota rumah.
Solusi
problematika antar Masisir dalam lingkup tempat tinggal :
- Menjaga
komunikasi antar anggota rumah.
- Ber-tabayun ketika terjadi masalah,
seperti yang disebutkan di dalam surat Al-Hujurat ayat 6, yang artinya : “Wahai
orang-orang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa
suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan
suatu kaum karena kebodohan [kecerobohan],
yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu.”
- Saling
memaafkan dan berdamai setelah terjadi permasalahan antara anggota rumah.
Rasulullah bersabda : “Tidak halal seorang muslim
mendiamkan saudaranya lebih dari tiga malam dimana keduanya bertemu lalu
yang ini berpaling dan yang itu berpaling. Yang terbaik antara keduanya
ialah orang yang memulai mengucapkan salam”. [HR. Muslim, hadis no.2560]. Hadis ini menunjukkan bahwasannya sifat marah adalah sifat
manusiawi.
Maka dari itu, Allah SWT memberikan kita waktu
maksimal tiga hari untuk menenangkan diri kita, namun setelah itu kita diwajibkan
untuk berdamai satu sama lain.
- Saling menanamkan rasa peduli terhadap anggota rumah dan saling tolong menolong ketika anggota rumah sedang mendapat kesulitan. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Maidah ayat 2 : “Dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan ketakwaan. Dan janganlah tolong menolong dalam melakukan dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya siksa Allah sangat berat.”
3.
Segi
interaksi antara lawan jenis
Interaksi sosial terhadap lawan jenis merupakan hubungan antara individu ataupun kelompok lawan jenis, baik yang menimbulkan reaksi positif atau negatif dan memiliki tujuan memperbaiki, mengubah, atau mempengaruhi satu dengan yang lain.
Problematika interaksi antara lawan jenis
di lingkungan Masisir :
Interaksi lawan jenis yang dilakukan oleh sebagian oknum, dimana interaksi ini lebih mengarah kepada hal negatif.
Solusi problematika interaksi lawan jenis :
Tetap menjaga batasan antara lawan jenis dengan batasan-batasan yang sudah ditentukan syariat.
Penutup :
Demikian, itulah adalah sebagian problematika-problematika yang sering terjadi di kalangan Masisir saat ini.Karena tulisan ini berfokus tentang permasalahan-permasalahan individu, maka penyelesaiannya adalah dari individu itu sendiri, seperti membiasakan berkomunikasi dengan masyarakat Mesir, peka terhadap sesama, saling menjaga batasan antara lawan jenis, maka dengan kesadaran di setiap individu atas masalah ini, problematika ini dapat diselesaikan.
Tapi, apakah ada cara dari
organisasi-organisasi Masisir untuk menyokong agar problematika ini bisa dengan
mudah diselesaikan?
Editor: Nahwa Haya Aghniarizka
Komentar