Kairo – Pada Jumat (8/10)
bertempat di Aula Pasanggrahan KPMJB, Al-Asherah, Nasr City, Cairo Governorate, Senat Mahasiswa Fakultas Ushuluddin
menyelenggarakan kegiatan Nadwah Azhariyah. Kegiatan ini merupakan salah satu
program Divisi Keilmuan yang bertujuan
untuk membuka kegiatan aktif kuliah selama satu periode, berupa
seminar sejarah Al-Azhar dan Fakultas Ushuluddin secara umum yang juga disertai dengan takrim mutafawwiqin setelahnya. Kegiatan ini mengusung tema “Dengan mempelajari dan mengetahui secara dalam, kemudian berpikir dan merenungi, akan sampai kepada pengetahuan yang akan mengarahkan anda ke jalan yang akan anda lalui”.
Acara dimulai pada pukul 16.00 CLT. Dipandu oleh 2 orang MC (Master
of Ceremony) yaitu Bayu Anggara dan Teja Wirahadi Kusuma yang membuka
kegiatan Nadwah Azhariyah dengan khidmat. Dilanjut dengan pembacaan ayat suci Al-Quran
oleh Muhammad Rizky Alfian dan sambutan dari Wakil Presiden PPMI
2021/2022, Kevin Damara. Beliau mengungkapkan bahwa Al-Azhar merupakan Kiblat dan romzan-nya ilmu. Berbagai ilmu terdapat di Al-Azhar yang dikelompokkan dalam beberapa
fakultas seperti Ushuluddin, Syariah Islamiyah, Lughah, Dirasat, dll.
Kemudian disambung dengan
sambutan dari Ketua SEMA-FU 2021/2022, Muhammad Fauzan. Beliau memaparkan
tentang apa itu Nadwah Azhariyah dan maksud diadakannya kegiatan ini. Lalu dilanjut
dengan sambutan terakhir dari Atase Pendidikan dan Kebudayaan yang diwakili oleh Prof. Bambang Suryadi,
Ph.D. Dalam sambutannya beliau sangat mengapresiasi kegiatan yang diadakan oleh SEMA-FU ini. Beliau menyampaikan bahwa acara ini unik karena memiliki konsep berupa takrim mutafawwiqin yang
dibaluti oleh seminar sejarah Al-Azhar dan sejarah Fakultas Ushuluddin. Beliau berharap kegiatan ini dapat membangkitkan semangat para mahasiswa ushuluddin untuk lebih mengenal fakultasnya.
Masuk ke dalam inti acara, yaitu pemaparan sejarah Al-Azhar yang disampaikan langsung oleh Dr. Ahmad Syarnubiy dan dimoderatori oleh Ust. M.
Zainuddin Ruslan, Lc.
Dalam penyampaiannya, Dr. Ahmad Syarnubiy
ingin mengingatkan bahwa Al-Azhar memiliki sejarah dan peran yang
sangat besar dalam penyebaran khazanah keilmuan islam. Hal itu tidak terlepas
dari kontribusi para ulama yang mengajar di Al-Azhar. Mereka sangat
berpengalaman dan memiliki pemahaman paripurna di bidangnya masing-masing,
serta memiliki metode terbaik dalam mengajar. Oleh karena itu beliau berpesan,
ada dua hal yang harus dilakukan oleh setiap thalibul azhary; Pertama adalah
ikhlas dalam menuntut ilmu. Janganlah menuntut ilmu karena harta, tahta,
ataupun ijazah. Namun tuntutlah ilmu itu ikhlas karena Allah. Yang kedua adalah
selalu berusaha serius, sabar dan bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, karena
ilmu hanya akan bisa didapatkan oleh tubuh yang rela berlelah-lelah, bukan
tubuh yang suka berleha-leha.
Tiba di acara Takrim Mutafawwiqin, pemberian apresiasi kepada para mahasiswa dengan perolehan nilai tertinggi se-wafidin
Indonesia. Sebanyak 27 orang mendapat syahadah dengan taqdir Mumtaz
dan Jayyid Jiddan. Penyerahan syahadah untuk banin dibersamai
oleh Dr. Ahmad Syarnubiy, dan penyerahan syahadah untuk banat
oleh Prof. Bambang Suryadi, Ph.D.
Acara pun ditutup dengan doa
bersama yang dipimpin oleh Dr. Ahmad Syarnubiy untuk memperoleh keberkahan dalam acara ini.
Komentar