Langsung ke konten utama

Ushuluddin Basic Training | Sesi Kedua

Sesi 2: Maharah Kitabah dan Perumusan Masalah

Mahārah Kitābah
Apa yang terlintas ketika mendengar kata “Menulis”? Membayangkannya saja berat, apalagi langsung menekuninya, apalagi apabila diminta menulis dalam bukan bahasa ibu, dalam hal ini bahasa Arab. Tetapi semestinya buang mindset ketakutan itu. Siapapun bisa menjadi penulis hebat dan handal, dengan membangun skill tersebut melalui latihan yang kontinyu, memiliki target yang ingin digapai dalam kepenulisan dan melalui pembimbingan. Karena sebenarnya berlatih menulis sendiri, adalah cara efektif meningkatkan kemampuan berbahasa, mensinergikannya dengan Maharah Qira’ah dan al-Kalam. Apabila ada yang bertanya: “Apakah anda bisa berbahasa Arab?” Belum afdhal menjawab “Bisa”, sebelum teruji mampu menulis berbahasa Arab dengan Uslub yang tepat. 


Tips Dalam Membangun Maharah Kitabah
Dalam Tips untuk membangun Maharah Kitabah, setidaknya ada empat ips utama. Keempat tips itu adalah sebagai berikut:

● Menguasai Kemampuan Dasar
Ketika kagum melihat seorang penulis dengan mudahnya menyelesaikan suatu artikel tulisan dalam waktu singkat. Jangan lihat sebentarnya waktu itu. Tapi lihatlah proses panjang yang dulu dia lalui untuk membangun kemampuannya. Tentu tidak instan.

Kita bisa mengambil hikmah dari kisah seorang pelukis bernama Picasso. Suatu hari ia sedang duduk di sebuah rumah makan dan memesan. Sambil nunggu pesanan, ia mengambil kertas dan mencoret-coretnya. Hanya dalam kurun waktu menunggu pesanan datang, ia selesai menggambar sebuah gambar, lalu dibuangnya kertas itu. 

Seorang ibu melihat gambar yang dibuang oleh Picasso, ia menganggap gambar itu sangat bagus dan bermaksud untuk membelinya. Ia memberi harga murah untuk memiliki gambar tersebut. Namun Picasso enggan menjualnya dengan harga semurah itu. Ia menginginkan harga tinggi untuk gambar coret-coretnya.

Mengetahui keengganan Picasso, ibu yang ingin memberi gambar pun protes. Ibu itu menganggap Picasso hanya mencoret coret sebentar, mengapa harganya harus semahal itu? Untuk menjawab itu, Picasso berkata: “Jangan melihat saya hanya membuatnya sebentar. Tapi lihatlah usaha belajar saya dulu duduk berjam-jam sampai bisa menggambar seperti ini.” Akhirnya, gambar itu bisa dijual dengan harga yang tinggi. Itulah kenapa belajar memang butuh waktu yang panjang.

Selanjutnya, dalam hidup ini, ada hukum Sabab-Musabab. Untuk mencapai sesuatu, harus melakukan al-Akhdzu bi al-Asbab (sebab untuk mencapai hasil tersebut). Sedangkan menulis adalah hasil. Lalu, unsur sebab yang harus dilengkapi untuk mencapai hasil itu adalah ilmu alat (Nahwu dan Sharf). 

Menguasai Nahwu dan Sharaf
Menguasai Nahwu dan Sharaf adalah hal yang tidak bisa ditawar. Tingkat kedalaman penguasaan pada perangkat ini, membawa pada semakin tingginya kualitas tulisan. Maka, bagi yang merasa masih kurang, dapat mencari daurah-daurah khusus untuk ilmu alat ini. Begitupun bagi yang merasa sudah mempelajari, tetap harus melakukan upgrading dan muraja’ah.

kita sudah belajar Nahwu dan Sharaf di pondok bertahun-tahun, dan sekarang saatnya kita memetik hasil belajar kita di pondok dengan melaksanakan tuntutan-tuntutan yang diberikan kuliah. Jadi sekarang saaatnya mempraktekkan apa yang sudah dipelajari di pondok.

Qawa’id Asasiyah Fi al-Kitaabah
Teori dan kaidah asas dalam menulis juga perlu diketahui. Karena “Kitabah” dalam bahasa Arab punya teknis tersendiri. Misalnya bagaimana membuat sebuah gagasan lalu menguraikan gagasan tersebut, serta persoalan teknis-teknis lainnya yang tidak bisa diuraikan secara luas di sini dan perlu didalami dengan metode yang dipilih oleh pribadi masing-masing.

● Tips Merintis Kemampuan Menulis Dari Awal
Mari kita anggap semua poin-poin kemampuan dasar diatas adalah bahan baku. Sekarang, saatnya kita mengolah bahan baku tersebut menjadi bahan jadi. Beberapa tips untuk memulai kemampuan menulis dari awal adalah sebagai berikut:

Banyak Membaca
Menulis adalah output dari eksplorasi tumpukan pengetahuan, informasi dan wawasan yang diperoleh dari banyak membaca. Mulai dengan membaca apa yang anda sukai sesuai hobi, baik itu berita bola dalam bahasa Arab, atau gosip selebritis di koran, atau majalah Al-Azhar, dsb.

Sangat dianjurkan membaca kitab-kitab adab (sastra), baca Mustafa Luthfi al-Manfaluthi, Najib Mahfuz, Said Ramadhan al-Buthi, atau sastrawan-sastrawan besar lainnya. Saya pribadi dengan memilih mengidolakan Mustafa Manfaluthi, maka saya terdorong mengoleksi buku-buku karyanya seperti al-‘Abarat, al-Nazharat, Magdalena, dll.

Menjadi Muqallid
Banyak penulis besar (kalau tidak mengatakan semua), pada awal mula memiliki sosok yang ingin ditiru. Dan pada tahapan awal, ini bukanlah aib atau masuk dalam kategori penjiplakan. Maka itulah pentingnya Qiroah Muntazhimah. Tidak perlu banyak baca buku banyak muallif. Suatu permisalan, bacalah bukunya Musthafa Luthfi al-Manfaluthi. Maka sedikit banyak penikmat tulisannya akan terpengaruh.

Simpanlah di note kecil ta’bir-ta’bir (frase) yang bagus sebagai perbendaharaan. Baik ta’bir untuk membuka paragraf, konjungsi, atau menutup, dsb. Lalu ketika saatnya anda menulis, coba terapkan frase-frase tersebut dalam tulisan anda.

● Menjadikan Menulis Sebagai Hobi
Jadikan menulis hobi dan passionmu dengan mempunyai wadah menyalurkan, seperti blog pribadi, atau aktif sebagai tim redaksi majalah, atau kontributor tulisan di website sebuah organisasi.

● Mengaktifkan Mood Menulis
Dalam proses membangun kemampuan dalam diri, hal yang tidak kalah penting adalah mengatur mood. Apalagi saat ini dengan tantangan derasnya arus teknologi yang membuat kita adiksi di depan Smartphone. Banyak yang memberikan tips tentang bagaimana mengatur mood. Di sini cukup saya menyebut dua poin:

Detokfikasi Dopamin & Diet teknologi
Dopamin adalah zat yang diproduksi oleh otak. Ketika zat ini diproduksi, kita  akan merasa bahagia melakukan sesuatu. Itulah yang biasanya terjadi ketika main game. Dopamin meningkat karena permainan itu asyik. Sekarang bagaimana kita bisa meningkatkan Dopamin ketika ingin menulis. Pemateri akan mengirimkan link video YouTube yang membahas masalah ini.

Membaca Buku-Buku Pembangun
Sebagai contoh buku Seven Habits of Highly Effective Peoples (Tujuh Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif) Stephen R. Covey. العادات السبع للناس الأكثر فعالية



Merumuskan Masalah
Setiap orang punya cara tersendiri dalam membaca, memahami dan memecahkan masalah dalam bacaan. Baik itu berdasarkan tajribah sendiri, ataupun melalui arahan orang-orang yang berpengalaman.

Lagi-lagi berdasarkan pendek pengalaman saya dalam membaca diktat kuliah, memang hal terpenting untuk memahami bacaan adalah bagaimana sebelumnya pembaca berhasil mengidentifikasi masalah yang diketengahkan Muallif dalam bukunya. Masalah-masalah ini jika tidak muncul perjudul, terkadang muncul masalah baru per paragraf. Bagaimana memecahkan masalah dalam bacaan?

● Pahami Gagasan Utama (Pokok Masalah).
Dengan memahami masalah akan terpacu adrenalin menyelesaikan masalah tersebut. Bikin masalah itu menjadi seseru mungkin. Bagaimana agar “Sebelum saya menyelesaikan masalah tersebut, saya tidak akan lega!” Sebagaimana bagi seorang gamers tidak akan puas sebelum menyelesaikan monster terbesarnya. 

Hatta pun tidak menemukan dalam kitab yang sedang dibaca, kita akan terdorong mencari dari sumber-sumber lain. Dengan menganalisa dari berbagai sumber, maka terlahirlah sintesis. 

Apalagi jika proses pemecahan masalah ini disinergikan dengan kemampuan menulis, yang kita pada bahas pada sub-tema pertama. Berikan challenge pada diri sendiri, untuk membuat suatu tulisan dari maslahah!

● Pentingnya Memahami Kunci Ilmu yang Kita Baca
Sebagai contoh saya ingin membaca Tauhid Qaul Sadid. Hal minimal untuk dapat memahami secara komprehensif, saya harus sudah memahami Qiyasdengan berbagai jenisnya sebagai Burhan (Argumen) dalam meng-itsbat. Mulai dari struktur Qiyas Iqtiranidan Istitsna’i. Macam-macam Qadhiyah, ada hamliyah (dengan struktur mawdhu’ + mahmul) dan ada syarthiyah (muqaddam + al-Tali). Ketika nanti setiap qadhiyah itu harus saya identifikasi apakah dia Dharuri ataukah Nazhari.

Makanya kita mengenal ada muqaddimah ilmu, yang bagaikan briefing yang harus kita perbekali sebelum menyelami lautan suatu dispilin ilmu yang luas itu. Pembahasan Jauhar dan ‘Ardh, beserta sifat-sifatnya. Kemustahilan DaurTasalsasulTarajjuhdua Tharf Mumkin tanpa adanya murajjih.

Walaupun muqaddimah ilmu ini tidak dimasukkan tahdidan muqarrar, mau tidak mau apabila benar-benar ingin memahami tauhid, harus menguasai itu.

● Memecahkan Masalah Secara Tim
Akan lebih seru lagi jika IDENTIFIKASI MASALAH DAN PEMECAHANNYA dilakukan bersama ketika MABAR atau oleh mentor ketika BIMBEL.

Misalnya sebagai pemantik dalam MABAR atau pembimbing BIMBEL, temukan masalah, dan jangan langsung pecahkan sendiri masalah tersebut berdasarkan jawaban yang tertera di buku. Ajukan ke forum rekan-rekan diskusi untuk dipecahkan bersama, untuk merangsang nalar kritis dan problem-solver.


Sesi Tanya Jawab
Pertanyaan Pertama, Rifka - Kemass 
Di sub point bagian “mengaktifkan mood” menulis, saudara pemateri menyebutkan bahwa ada 2 cara dalam mengatur mood menulis, salah satunya Detokfikasi Dopamin & Diet Teknologi. Saya kira ini menarik untuk dibahas, mengingat sepanjang apa yang pemateri sampaikan belum sempat menyinggung point ini. Pertanyaannya adalah:
1. Apa itu Detokfikasi Dopamin yang dimaksudkan pemateri dan apa kaitannya dengan mengaktifkan mood menulis?
2. Diet Teknologi, sebagian dari kita mungkin sudah ada gambaran dengan apa yg pemateri maksudkan dengan kalimat diet teknologi ini. Pertanyaannya adalah, tidakkahDiet Teknologi yang pemateri maksudkan ini masih terlalu umum pemaknaannya, atau apa sebenarnya yang pemateri ingin coba sampaikan dengan menghadirkan Diet Teknologi sebagai cara mengaktifkan mood?

Jawab:
Menjawab pertanyaan dari Rifka tentang Detox Dopamin.Saya ingin mengatakan bahwa misalnya, ketika kita mengonsumsi makanan, akan terjadi proses metabolisme di dalam perut kita. Ketika otak kita menyerap informasi, atau membaca, atau melihat apa yang kita saksikan, itu ada juga proses metabolisme yang terjadi di otak kita. Menurut ahli, ada beberapa jenis neurokimia, ada yang positif dan ada juga yang negatif. Nah salah satu dari neurokimia itu apa yang kita sebut tadi yaitu Dopamin. 


Begini kalau Dopamin itu bagaimana ketika kita bandingkan mood yang terjadi apabila kita buka Instagram misalnya, kita melihat glamournya para selebritis di Instagram seperti Cristiano Ronaldo atau Raffi Ahmad dan seterusnya, ada yang terjadi di otak kita ketika melihat mereka itu. Mungkin ada rasa minder “bagaimana sih, supaya bisa hidup mewah seperti mereka”. Atau ketika kita main game atau menonton film. Yang memproduksi mood-mood itu sehingga kita bisa menghabiskan waktu berjam-jam melakukan hal yang tadi disebutkan adalah Dopamin. 

Sekarang persoalannya bagaimana Dopamin bisa diproduksi banyak ketika kita melakukan kegiatan yang cenderung positif. Seperti membaca, belajar, atau menulis agar kita bahagia melakukan hal positif tersebut. Ada anjuran psikolog yang mengatakan kita bisa melakukan Detoks Dopamin itu dengan melakukan puasa digital, dan saya akui ini mujarab. 

Saya pernah melakukannya dan selalu saya lakukan ketika musim ujian. Ketika musim Ujian itu saya benar benar mematikan handphone bahkan uninstall WhatsApp. Kemudian saya menghabiskan waktu itu dengan membaca Muqarrar. Saya yang tadinya sibuk main handphonekarena sudah puasa handphone jadi saya habiskan untuk melakukan hal positif lain. 

Begitupun di luar hari ujian, dianjurkan oleh psikolog untuk coba apa yang dimaksud dengan Detoks Dopamin ini, dengan melakukan puasa smartphone selama 2 hari saja. Selama 2 hari ini melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan yang bersifat positif. Misalnya, ingin menghabiskan bacaan 1 buku atau 1 muqarrar dalam 2 hari. Lalu beri reward juga untuk diri sendiri ketika selesai membaca buku atau selesai menulis satu artikel. 

Misalnya anda pecinta drakorOkelah selama puasa handphone tidak boleh nonton drakor. Nanti setelah artikel ini saya selesai, maka anda boleh menonton sepuas-puasnya lagi. Tapi kalau belum selesai, saya tidak akan menonton. Memberi hadiah untuk diri sendiri sekreatif teman-teman sendiri. 

Adapun untuk puasa digital itu lebih kepada cari alternatif lain. Misalnya kalau awalnya kita main hal-hal yang tidak tidak ada nilai positifnya, kita bisa mencari yang lebih punya nilai edukasi. Jadi tetap dengan teknologi, namun yang memiliki nilai-nilai edukatif. Itupun sekedar untuk menghibur diri saja dan tidak berlebih-lebihan. 

Misalnya saya pribadi pun menikmati musik, namun hanya ketika suntuk saja mendengar musik. Tidak menghabiskan waktu untuk mendengar itu. Begitu pula hiburan-hiburan lainnya. Misalnya main Playstation, saya juga main Playstation, namun hanya di waktu-waktu tertentu. Dan tidak menghabiskan hari hanya dengan kegiatan bermain saja.



Pertanyaan Kedua, Wafi - KMM
Bagaimana meningkatkan kepercayaan diri dengan apa yg telah kita tulis? Misalkan kita menulis jawaban imtihansambil diperhatikan dukturah, awalnya nulis lancar dan berjalan mulus, tapi ketika dukturah memperhatikan, langsung tersendat dan bingung mau nulis apa. Begitu juga jika menulis suatu hal yg akan dibaca orang banyak seperti artikel, dll.

Jawab:
Bagaimana membangun mental atau kepercayaan diri kita dalam menulis mungkin tidak jauh berbeda dengan kepercayaan diri kita dalam berbicara di hadapan umum. Ketika awal-awal saya juga berpikir bagaimana orang-orang bisa berbicara di hadapan umum dengan baik. Saya sendiri pasti akan demam panggung atau akan keringetan. Cuma kan itu persoalan untuk kita berani mencoba. Setelah itu dicoba, hal yang kita takutkan ternyata hilang.

Mungkin kaitannya dengan enzim-enzim yang diproduksi oleh otak kita tadi. Begitu pun rasa apapun yang kita rasakan itu juga hanya sekedar hasil produksi enzim-enzim di otak kita. Baik itu rasa takut, rasa marah, bahkan rasa cinta, mungkin rasa kita suka sama orang, itu sebenarnya karena pengaruh enzim-enzim yang terjadi di dalam tubuh kita. 

Nah, mungkin kita tidak selamanya akan terpengaruh oleh enzim-enzim yang kita ciptakan sendiri.  Ketika kita takut, coba tahan rasa takut itu. Ketika kita merasa suka pada orang, tidak selamanya harus kita ucapkan, dan seterusnya. Dalam hal menulis juga -kalau menurut saya pribadi- awalnya dulu takut juga untuk memposting ke depan umum. Apalagi misalnya dalam konteks Masisir. Itu kan pasti banyak sekali orang-orang yang jauh lebih hebat dalam menulis dalam keilmuannya. Bahasanya, siapa saya berani menyuarakan atau menuangkan ide-ide saya melalui tulisan ini. Apalagi misalnya di-upload ke websitePPMI dan seterusnya. 

Nah, padahal disinilah kita sekarang di masa muda, di masa kita menjadi mahasiswa, artinya masa-masa kita bisa mencoba. Boleh untuk salah. Ketika kita nanti sudah menjadi orang, misalnya menjadi dosen atau yang lainnya, ketika kita salah, kita akan dikritik habis-habisan. Tapi ketika sekarang ada orang yang mengkritik, bisa sama sama paham kalau saya juga sedang belajar. Saya pun justru akan sangat senang untuk mendengar kritikan atau masukan yang masuk atas apa yang saya tulis. Itulah yang perlu ditanamkan dalam diri.

Juga sangat penting untuk memanfaatkan “lapak-lapak” pribadi kita. Dulu saya sering membuat status, isinya mengungkapkan apa  yang saya rasakan dengan berbahasa arab. Kemungkinan banyak orang akan tertawa melihat itu. Bahkan saya ketika melihatnya sekarang juga merasa banyak yang tidak tepat dari status itu, walaupun secara Nahwu Shorof tidak salah. Intinya, kita harus memahami diri kita yang terus berproses. Jadi bila bukan sekarang kita berani untuk mencoba, berani melakukan trial and error, tidak mungkin menunggu ketika kita sudah tua dan terlambat.


Notulis: Fathan Winarto
Editor: Alif Rafdi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa Makna Sifat Wahdaniyah?

Sifat wahdaniyah merupakan salah satu sifat Salbiyah dari sifat-sifat wajib Allah. Sifat salbiyyah yaitu: هي الصفات التي تنفي عن الله ما لا يليق بذاته تعالى "Sifat-sifat yang menafikan dari Allah segala sifat yang tidak layak pada Dzat-Nya" Maka sifat wahdaniyah adalah sifat yang menafikan at-ta'ddud (berbilang-bilang), baik itu berbilang dalam dzat (at-ta'addud fî ad-dzât), berbilang dalam sifat (at-ta'addud fî ash-shifât) dan berbilang pada perbuatan (at-ta'addud fî al-af'âl). Adapun rinciannya sebagai berikut: 1.        Keesaan Dzat (Wahdah ad-Dzât) , ada dua macam: a.        Nafyu al-Kamm al-Muttashil (menafikan ketersusunan internal) Artinya, bahwa dzat Allah tidak tersusun dari partikel apapun, baik itu jauhar mutahayyiz, 'ardh ataupun jism. Dalil rasional: "Jikalau suatu dzat tersusun dari bagian-bagian, artinya dzat itu membutuhkan kepada dzat yang membentuknya. Sedangkan Allah mustahil membutuhkan p...

10 Prinsip Dasar Ilmu Mantiq

 كل فن عشرة # الحد والموضوع ثم الثمرة ونسبة وفضله والواضع # والاسم الاستمداد حكم الشارع مسائل والبعض بالبعض اكتفى # ومن درى الجميع حاز الشرفا      Dalam memahami suatu permasalahan, terkadang kita mengalami kekeliruan/salah paham, karena pada tabiatnya akal manusia sangat terbatas dalam berpikir bahkan lemah dalam memahami esensi suatu permasalahan. Karena pola pikir manusia selamanya tidak berada pada jalur kebenaran. Oleh karena itu, manusia membutuhkan seperangkat alat yang bisa menjaga pola pikirnya dari kekeliruan dan kesalahpahaman, serta membantunya dalam mengoperasikan daya pikirnya sebaik mungkin. Alat tersebut dinamakan dengan ilmu Mantiq. Pada kesempatan ini, kami akan mencoba mengulas Mabadi ‘Asyaroh - 10 prinsip dasar -  ilmu Mantiq. A.  Takrif: Definisi Ilmu Mantiq      Ditinjau dari aspek pembahasannya, ilmu Mantiq adalah ilmu yang membahas tentang maklumat – pengetahuan - yang bersifat tashowwuri (deskriptif) da...

10 Prinsip Dasar Ilmu Tauhid

A. Al-Hadd: Definisi Ilmu Tauhid Ilmu Tauhid adalah ilmu pengetahuan yang bisa meneguhkan dan menguatkan keyakinan dalam beragama seorang hamba. Juga bisa dikatakan, ilmu Tauhid adalah ilmu pengetahuan yang membahas jalan dan metode yang bisa mengantarkan kita kepada keyakinan tersebut, melalui hujjah (argumentasi) untuk mempertahankannya. Dan juga ilmu tentang cara menjawab keraguan-keraguan yang digencarkan oleh musuh-musuh Islam dengan tujuan menghancurkan agama Islam itu sendiri. B. Maudhu’: Objek Pembahasan Ilmu Tauhid Ada beberapa pembahasan yang dijelaskan dalam ilmu ini, mulai dari pembahasan `maujud` (entitas, sesuatu yang ada), `ma’dum` (sesuatu yang tidak ada), sampai pembahasan tentang sesuatu yang bisa menguatkan keyakinan seorang muslim, melalui metode nadzori (rasionalitas) dan metode ilmi (mengetahui esensi ilmu tauhid), serta metode bagaimana caranya kita supaya mampu memberikan argumentasi untuk mempertahankan keyakinan tersebut. Ketika membahas ent...

10 Prinsip Dasar Ulumul Quran

A. Ta’rif/Definisi Ulumul Quran      Ulumul Quran merupakan kumpulan masalah dan pembahasan yang berkaitan dengan Alquran.  B. Maudhu’/Objek pembahasan Ulumul Quran        Ulumul Quran adalah satu disiplin ilmu yang fokus membahas masalah-masalah Alquran. Mulai dari pembahasan Nuzulul Quran, penugmpulan ayat-ayat Alquran, urutan ayat, bayanul wujuh (penjelasan tentang peristiwa yang mengiringi turunnya suatu ayat Alquran), Asbabun Nuzul, penjelasan sesuatu yan asing dalam Alquran, dan Daf’us syubuhat (menjawab keraguan yang mempengaruhi  keeksistensian Alquran), Dsb. C.  Tsamroh/Manfaat mempelajari Ulumul Quran Dalam kitab Ta’limul Muta’allim syekh Az-zarnuji mengungkapkan; bahwa setiap usaha pasti membuahkan hasil tersendiri. Adapun hasil dari mempelajari Ulumul Quran adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui peristiwa yang mempengaruhi Al quran dari masa baginda nabi Muhammad SAW. hingga sekarang.  2. Mege...

10 Prisnsip Dasar Ilmu Nahwu

A.      Takrif: Definisi ilmu Nahwu Dalam pembahasan ini, definisi ilmu Nahwu bisa diketahui dari dua hal: 1.       Secara Etimologi (Bahasa). Lafaz An-nahwu setidaknya memiliki 14 padanan kata. Tapi hanya ada 6 makna yang masyhur di kalangan para pelajar; yakni Al-qoshdu (niat), Al-mitslu (contoh), Al-jihatu (arah tujuan perjalanan), Al-miqdaru (nilai suatu timbangan), Al-qismu (pembagian suatu jumlah bilangan), Al-ba’dhu (sebagaian dari jumlah keseluruhan). النحو Terjemahan Padanan kata Niat النية Contoh المثل Arah الجهة Nilai, Kadar المقدار Bagian القسم Sebagian البعض 2.       Secara Terminologi (istilah). Dalam hal ini Ilmu Nahwu memiliki 3 pengertian:  a) Ilmu Nahwu adalah ilmu yang digunakan untuk mengetahui kondisi yang terletak di akhir suat...