Pertemuan Ketiga – 21 Februari 2020
Rumah Saudari Zuhruf, Hay Sabi
16.00 – 19.00 WLK
Kitab Qimatuzzaman ‘Inda Al-Ulama halaman 41-53
▪ Waktu adalah Ism, waktu juga merupakan tempat/wadah terjadinya sesuatu.
▪ Disebutkan juga ayat ke-40 dari Surah Taha yang bercerita bahwa waktu kedatangan atau diutusnya Nabi Musa adalah di waktu yang paling tepat/pas. Maka hikmahnya, apa yang terjadi pasti terjadi di waktu yang terbaik menurut Allah.
▪ Jalannya waktu tidak bisa diputar balik dan setiap waktu memiliki hak-hak nya sendiri.
▪ Waktu itu ibarat pedang, kalau kamu tidak memotongnya maka ia akan memotongmu, dan dirimu apabila tidak disibukkan dengan haq maka akan disibukkan dengan yang batil
▪ Al-ghirah al-qatilah adalah rasa semangat yang datang dari rasa takut kehilangan waktu, atau waktu akan terlewat dan seakan membunuh kita.
▪ Harus bijak dalam memilih apa yang akan kita kerjakan, karena waktu bergulir dengan sangat cepat.
▪ Waktu adalah kualitas kehidupan, maka umur kita dihitung sejak kita meniatkan segala sesuatu karena Allah. Maka apabila waktunya terpotong untuk kelalaian dan hawa nafsu, serta angan-anganyang batil, dan ketika tidur menjadi lebih baik baginya daripada bangunnya, saat itulah maut lebih baik baginya daripada hidup.
▪ Orang-orang salafusshalih sangat semangat dalam berlomba-lomba dengan waktu, bergegas, dan menahan diri agar waktu tidak terbuang sia-sia.
▪ Barang siapa yang berlalu harinya dan belum mencapai kebaikan, maka telah sia-sia harinya dan ia telah mendzalimi dirinya sendiri.
Pemateri 1: Alif Rafdi Ranindito
Pemateri 2: Cut Zahrina Azmi
Notulis: Dayu Rilla Rabbani
Komentar