Pertemuan Kedua - 16 November 2019
Rumah Saudari Dayu, Hay Sabi
17.30 - 20.00 WLK
Alasan Syekh Abul Fattah Abu Ghuddah memilih tema
Qiimatuz zaman ‘indal ‘ulama :
Pentakhsisan qiimatuz zaman pada ulama :
لايتصوّر البيت بدون الأصول
Sebuah rumah tak bisa berdiri kokoh tanpa adanya pondasi yang menyangganya.
Sejak dulu, ulama azhar setelah menyebutkan takrif sesuatu, pasti disertai dengan menyebutkan dalil yang mendukung pada terhadap sesuatu tersebut.
Di antara ayat Al-Qur’an, ada ayat yang berisi teguran Allah pada orang-orang kafir karena perbuatan mereka yang melalaikan waktu.
Jangan beristimbat hukum dari penggalan ayat saja. Pelajari munasabat ayatnya juga.
Allah jadikan umur mereka sebagai hujjah atas siksaan mereka di dalam neraka
Sebagaimana Allah jadikan adanya risalah sebagai hujjah atas siksaan mereka, karena mereka mendustakan kerasulan/kenabian seorang nabi/rasul.
Allah jadikan umur sebagai medan/ruang bagi manusia untuk introspeksi diri, tadzakkur, tadabbur, dan beramal salih.
Qotadah berkata :
Panjang umur adalah hujjah. Kita berlindung pada Allah dari umur panjang yang disia-siakan.
Terdapat banyak perdebatan dan penafsiran dalam 1 kalimat dalam 1 ayat saja di dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir.
Tafsiran dari ayat أولم نعمِّرْكم :
Orang-orang yang telah melewati masa umur 60 tahun lebih yang menyia-nyiakan umurnya
Ayat ini mujmalah, lalu diqayyidi oleh ayat sebelumnya (orang kafir)
Dalam Riyadlus Shalihin, Imam Nawawi dalam bab
الحثّ على ازدياد الخير فى آواخر العمر
Mengklasifikasikan hadis أعذر الله عزّوجلّ إلى امرئ أخّر عمره ke dalam bab di atas
إعذار الله لمن بلّغه من العمر ستين سنة
Gold Shier : salah satu orientalis yang paling vokal
Dia langsung menyerang sahih bukhori
Salah satunya, Gold Shier berkata - dalam menyerang Sahih Bukhori - :
“Nabi berkholwat bersama seorang wanita.”
Padahal sebenarnya, Nabi sedang dicurhati oleh seorang wanita atas masalahnya, dan tempatnya di pinggir jalan yang ramai dan terlihat orang banyak orang.
Kenapa Allah memberi peringatan pada manusia yang umurnya memasuki 60 tahun?
Karena :
Umur Umat Nabi Muhammad berkisar 60 tahunan sesuai dengan teks hadis yang telah menerangkan akan hal itu. Mendekati kematian.
Tapi buktinya ada sebagian orang yang dikaruniai hidup berumur panjang sampai lebih dari 60 tahun. Ini bukan menjadi bukti bahwa hadis di atas itu salah. Tapi, ini menjadi I’jaz ‘Ilmibahwa nash Al-Qur’an dan Hadis itu mutlak kebenarannya. Karena dalam Al-Qur’an, dijelaskan bahwa manusia itu ada yang diberkahi hidup panjang.
Adakalanya panjang umurnya, tapi tidak barokah.
Adakalanya pendek umurnya, tapi sangat dipenuhi barokah.
Al-Qur’an diturunkan dengan bahasa Arab. Orang-orang Arabketika mau menguatkan sesuatu dan memastikannya, maka mereka bersumpah dengan sesuatu tersebut dengan agung.
Allah bersumpah atas waktu, maka waktu tersebut termasuk sesuatu yang agung.
Allah jadikan waktu sebagai sumpah-sumpah-Nya dalam Alquran itu mengandung 2 hal yang sangat penting :
1. Membebaskan / membersihkan Rasulullah Saw dari ditinggalkannya oleh Allah sebagaimana yang diyakini oleh orang musyrik (QS. Ad-Dhuha ayat 1-4)
2. Setiap manusia itu pasti rugi dan rusak kecuali orang-orang beriman dan beramal salih, serta orang-orang yang saling berwasiat pada kebenaran dan kesabaran (QS. Al-‘Ashr ayat 1-3)
Dalam Tafsir Al-Kassyaf, Imam Zamakhsyari berkata :
Kenapa Allah turunkan surat Ad-Dhuha ketika nabi merasa galau karena dikata-katai oleh Ummu Jamil, istrinya Abu Jahal?
Karena :
Waktu Dluha adalah waktu orang-orang sibuk beraktifitas. Di waktu tersebut - saking sibuknya - manusia sampai lupa pada Tuhannya. Maka dari situ, Allah langsung menurunkan wahyu :
والضحى
والليل إذا سجى
ماودّعك ربّك وماقلى
Dari sini Rasulullah pun langsung gembira.
Kata Ibnu Abbas :
العصر هو الزمن
Kenapa Allah mengkhususkan 4 hal (iman, beramal salih, berwasiat pada kebenaran dan berwasiat pada kesabaran) dalam Surat Al-Ashr?
Jawaban :
Dalam Kitab Tafsir Ibnu ‘Asyur, beliau menjawab :
لأن لايتوهّم الناس أنّ أفعال الخير للنفس خيرٌ من أفعال الخير للغير
Supaya manusia tidak mengira bahwa: Perbuatan baik yang diperuntukkan untuk diri sendiri itu lebih baik daripada perbuatan baik yang diperuntukkan untuk orang lain.
Kata Masyayikh Azhar :
“Al-Qur’an takkan habis dimakan masa. Keindahan Al-Qur’antakkan tergerus zaman. Maka teruslah istiqomah mempelajari Al-Qur’an dari berbagai perspektif: Sastranya, hukum syariatnya, dan lain-lain.
Materi : Halaman 31-41
Pemateri 1 : Novian Nuzul Faza
Pemateri 2 : Dayu Rilla Rabbani
Notulis:
Hamzah Assad Abdul Jabar
Editor:
Hamzah Assad Abdul Jabar
Pemateri selanjutnya :
Alif Rafdi Ranindito
Cut Zahrina Azmi
Mulai halaman 41 - 50 (+ halaman 35 1 bab)
Komentar