Sekretariat Dar El-Fachri, Hay Sabi
16.45 -18.30 WLK
Dalam kajian ini, kami membahas kitab Qimatuzzaman karya Syekh Abdul Fattah Abu Ghuddah yang dimulai dari halaman 25. Beberapa poin penting sebagai berikut :
- المقدمات من المهمات
Seperti yg dikatakan oleh Syekh Husam Ramadhan, Muqoddimah adalah sesuatu yg sangat penting. Bacalah muqoddimah dari kitab apapun terlebih dahulu, karena banyak faidah dan manfaat yang dapat dipetik.
- Penulis kitab ini (Syekh Abdul Fattah Abu Ghuddah) merupakan ulama yang menulis di berbagai macam kitab dalam berbagai bidang ilmu, bahkan beliau merupakan Imam Suyuti pada zamannya.
- Kitab ini merupakan masterpiecenya beliau, dan merupakan kitab yang termasuk best seller.
- Apa bedanya الأول dan الأولى?
Beda penggunaannya karena
يتفقان في الأمرين.
1. Sifat adad harus sama dengan sifat ma’dud baik mudzakkaratau muannatsnya
2. I’rob adad harus sama dengan ma’dud, baik rofa’ nashob atau jarrnya.
- Di muqoddimah paragraf pertama, terdapat uslub balaghoh, yaitu saja' yg merupakan bagian dari fan badi’ dalam ilmu balaghah.
سجع : اتفاق أواخر الجمل
Saja’ : samanya bunyi tiap akhir jumlah/kalam
A - A - A - A
B - B - B - B
Contoh :
الرحمن
علّم القرآن
خلق الإنسان
علّمه البيان
- Berharganya waktu itu berbeda-beda. Tergantung cara pandangnya. Maka berharganya waktu menurut filsuf, pedagang, tentara dan penuntut ilmu itu akan berbeda. Buku ini dikhususkan membahas berharganya waktu ditinjau dari perspektif pencari ilmu dan ahli ilmu saja (khususnya).
- Kitab ini bisa menjadi moodbooster bagi kita agar bertambah semangatnya untuk menuntut ilmu, karena fenomena yang ada pada saat ini, semangat para penutut ilmu mulai menurun, yang menyebabkan meluasnya populasi orang-orang malas (kaum rebahan).
- Nikmat Allah itu tiada batasnya, tak bisa terhitung jumlahnya seperti yg tertulis dalam ayat al quran " و إن تعدوا نعمة الله لا تحصوها". Hal ini juga ditekankan dalam ilmu mantiq, yang dimana nikmat Allah ini termasuk kategori lafadz kulli dilihat dari segi eksistensinya di alam nyata (الكلّيّ باعتبار وجوده فى الخارج)
- Nikmat itu ada 2 macam: ushul dan furu’ (pokok/asal dan cabangnya).
- Nikmat iman termasuk ushulun nikmat (nikmat yang paling pokok). Nikmat iman adalah nikmat yang paling agung yang harus kita syukuri. Nikmat Islam juga termasuk nikmat yg paling pokok.
- Yang termasuk nikmat yang paling besar:
1. Nikmat Iman
2. Nikmat Islam
3. Nikmat Ilmu
- Hakikatnya, segala sesuatu yg datang dari allah itu merupakan nikmat (meskipun itu berupa adzab. Karena kita bisa terhapus dosanya ketika setelah Allah memberi adzab pada kita)
- Apa itu Istidroj? Apabila kita dikasih nikmat terus menerus, semuanya serba mudah tapi tidak dibarengi dengan menjalankan kewajiban sebagai hamba-Nya. Itulah istidroj.
- Bentuk dari realisasi rasa syukur kita kepada nikmat Allah sangat banyak. Salah satunya adalah dengan menjalankan kewajiban kita sebagai hamba-Nya.
- Nikmat yg sering kita lalaikan adalah nikmat sehat dan waktu luang. Maka dari itu jika kita diberi kesehatan, perbanyaklah bersyukur. Semoga Allah selalu tetapkan badan kita dan hati kita dalam keadaan sehat wal afiyat.
- Dan yang merupakan nikmat besar bagi manusia adalah nikmat Ilmu. Kita harus bisa menyeimbangkan antara ilmu dunia dan ilmu akhirat.
- Karena ilmu; manusia bisa memiliki derajat yang mulia. Karena ilmu pula manusia bisa meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Ilmu didapat oleh akal, dan akal adalah مناط التكليف (titik pusat pembebanan hukum taklif). Ketika manusia punya akal, maka hal ini berimplementasi pada jatuhnya hukum taklif pada manusia.
- Karena sehat wal afiyat adalah poros yg bisa menggerakkan tubuh manusia, maka kita harus bersyukur atas sehatnya badan kita.
- Al-Qur’an adalah poros peradaban.
- Waktu adalah medan kehidupan manusia. Kalau waktu tidak ada, maka manusia tidak bisa hidup dan menjalankan kewajibannya. Karena manusia - bahkan seluruh makhluk - tidak bisa terlepas dari ruang dan waktu. Hanya Allah saja, satu-satunya dzat yang terlepas dan tersucikan dari jisim, jirim, ruang, dan waktu.
- Salah satu murid Imam Ghozali meminta nasihat kepada Imam Ghozali, yang dimana nasihatnya ini mampu ia pakai dan cukup untuk seumur hidupnya. Lalu Imam Ghozali menjawab :
علامة إعراض الله عن العبد اشتغاله بما لايعنيه
ومن جاوز الأربعين ولم يغلب خيرُه شرَّه فليتبوّأْ مقعدَه من النار
“Tanda berpalingnya Allah dari seorang hamba adalah (karena) sibuknya hamba tersebut dengan melakukan pekerjaan yang tidak bermanfaat baginya. Barangsiapa yang telah melewati umur 40 tahun, tetapi amal kebaikannya tidak bisa menutupi dan mengalahkan amal keburukannya selama hidupnya, maka bersiap-siaplah masuk ke neraka."
- Nasihat ini memiliki korehensi dengan hadis nabi Saw dalam Hadis Arba’in Al-Nawawiyyah yang berbunyi :
من حسن إسلام المرء تركه مالايعنيه
“Termasuk dari ciri bagusnya islamnya seseorang adalah dengan meninggalkannya ia terhadap sesuatu yang tidak bermanfaat baginya.”
- Kitab ini merupakan kitab yang wajib dikaji oleh seorang Azhari, karena kita sebagai penuntut ilmu yang harus selalu memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.
- Kita berusaha mengkaji kitab ini ditinjau dari berbagai perspektif fan ilmu. Mulai dari ilmu nahwu, shorof, mantiq, balaghah, tashawwuf, ilmu kalam, filsafat, fikih, ushul fikih, akhlak, adab, dan ilmu-ilmu lainnya. Agar cakrawala keilmuan kita lebih terbuka lebar dan luas, tidak terfokus pada satu bidang ilmu saja.
- Kajian ini pula bertujuan untuk melatih keberanian dan mental kita supaya lebih berani berbicara di depan publik. Dan apa yang ia sampaikan bisa lebih berbobot, berilmu, dan berkualitas.
Sekian, semoga bermanfaat.
Pemateri:
Hamzah Assad Abdul Jabar
Muhammad Ardabilla
Moderator:
Rama Aulia Farhansyah
Notulis:
Aisyah Rifqi Fathin
Najla Qo'datul Lailah
Editor:
Hamzah Assad Abdul Jabar
Komentar