Notula Bincang Santai Seputar Pendidikan
Forum Senat Mahasiswa Kairo
Tema: Dinamika Acara Masisir dan UrgensiPendidikan yang Tereduksi
Tempat: Kafe Kangen Rumah, Hay Sabi’
Waktu: Kamis, 14 November 2019
Sambutan Perwakilan Forsema (Dhiyaul HaqAtsaury)
- Tema ini diusung karena melihat fakta pendidikan di Masisirkurang diperhatikan. Ini terbukti dari acara-acara Masisirbertema Pendidikan yang kurang Nampak dibanding acara-acara Masisir lainnya.
- Pengenalan Forsema, sebagai wadah silaturahmi antar senatyang sementara tanpa struktur.
Sambutan PPMI (Wapres PPMI, Ust. NasruddinBabas, Lc.)
- Tentang ranah ini, memang butuh pembicaraan yang panjangdan berkala. Ke depannya, PPMI akan memerlukan dukunganbantuan, dukungan dan kerja sama dari berbagai lembagaMasisir untuk memajukan dan mengembangkan ranahpendidikan, agar tidak “tenggelam” oleh hal-hal yang bukanprioritas sesungguhnya.
- Apresiasi untuk Forsema yang sudah berinisiatif membuatacara bertemakan ini. Publikasi acara ini perlu sebombastismungkin. Semoga ada follow up ke depannya.
Pembukaan Diskusi oleh Moderator
- Fakta menunjukkan bahwa dahulu mahasiswa adalahpemegang tonggak perubahan Indonesia. Sayangnya, sekarang sistem pendidkan yang ada membuat mahasiswacenderung apatis. Dan juga, kegiatan-kegiatan mahasiswalebih banyak berbentuk hiburan, dan acara-acara tentangpendidikan makin sedikit, seakan-akan bukan hal yang penting. Hal ini pun juga terjadi di kalangan Masisir saat ini
- Usaha-usaha untuk memajukan pendidikan di kalangan Masisirtelah dilakukan, salah satunya program Masisir Mutfawwiq. Dan tentunya, Forsema sebagai wadah senat-senat yang memang ranahnya di bidang pendidikan berupayamembangkitkan suasana pendidikan sebagai prioritas utamasesungguhnya bagi Masisir.
▪ Sesi 1 (Urgensi Pendidikan)
Pemateri 1 (Ust. Najid Akhtiar, Lc., Dipl.)
- Pendidikan menurut saya adalah hak dan kewajiban segalabangsa. Predikat mahasiswa sendiri, yang diemban oleh para Masisir sendiri, janganlah menjadi sekedar nama. Tapiingatlah beban yang ditanggung.
- Masisir beraneka ragam dan berdinamika, tidak bisadipaksakan suatu kehendak. Ada berbagai lembaga di dalamnya, dan salah satunya senat. Paginya kuliah, malamnyabelajar, belum lagi ada daurah, bimbel, dll. Ini masihdianggap golongan yang aneh. Sekarang, orang-orang yang tidak tahu apa-apa adalah orang aneh yang sebenarnya.
- Mahasiswa sendiri identik sebagai agent of change. Apakahcukup bagi seseorang untuk membawa perubahan? Bisa jadi, tapi hanya sebagian.
- Pendidikan adalah jalan utama menuju kebangkitan umat. Banyaknya materi tanpa adanya budaya intelektual hanyaakan menampilkan kemewahan, bukan kebangkitan. Yang diperlukan menuju kebangkitan ummat hakiki adalahmencerdaskan umat. Bagi Masisir sendiri, apapun yang diabawa, nantinya akan menjadi rujukan umat. Maka perlumenguasai ilmu dan maklumat yang diperlukan mmat
- Senat merupakan antidot, untuk menjaga dinamika pendidikanagar tidak hilang. Senat perlu merangkul semua Masisir, tidakhanya sekadar sesama pengurus.
Pemateri 2 (Usth. Wirdah Fachiroh Fahri, Lc., M.A.)
- Pendidikan pastinya adalah yang pertama, yang mengawalisemuanya. Semua hal tidak lepas dari pendidikan. Sebagaimahasiswa, terutama Masisir, perlu memahami maknapendidikan, khususnya dalam konteks Keazharan. MahasiswaAzhar perlu mengenal Azhar itu sendiri. Terkadang ekspektasiberlebihan dan tidak siap menghadapi kenyaatan membuatdown. Perlu adanya bimbingan dari senior dan lembaga untukmengenal A-lAzhar lebih dalam lagi. Senat sendiri perlu dan penting dalam mengarahkan dan embantu mahasiswa fakultasdalam belajar.
- Pendidikan membuat segala kegiatan yang terarah. Sayangnyahal ini masih kurang. Dan untuk membangkitkan pendidikan, perlu adanya saling membantu dan saling menyokong antarorang dan antar lembaga karena tidak bisa berdiri sendiri. Masisir sendiri, jika kurang serius, bisa kalah dari anakdirosat UIN dan lulusan Iran, yang lebih saling menyokong. OIAA dan IAAI diharapkan menjadi pemersatu alumni dalammenyebarkan manhaj Azhar yang wasathiyah. Jadi, yang terpenting adalah mengadakan dan membentuk pendidikanyang terarah, tidak sekadar ikut-ikutan. Perlu ada fokus dan berkualitas. PPMI hendaknya menjadi motor, penggerakdinamika Masisir dan komando dalam menggerakkan dunia Pendidikan Masisir. Perlu adanya mutaba’ah. Intinya adalah: Urgensi pendidikan dengan mengadakan pengarahan dan pembinaan.
Pemateri 3 (Ust. Agung Saputro, Lc.)
- Mencari definisi urgensi pendidikan banyak di buku-buku. Pembahasannya lebih ke pendidikan di kalangan Masisir
- Dahulu, pembagian kalangan-kalangan sudah ada, dan masing-masing saling mengkritik satu sama lain. Ini yang memotivasisaya untuk memasuki semua kalangan ini. Setidaknya, sayatahu kondisi di masing-masing kalangan bagaimana.
- Ada sesuatu yang mangganjal bagi saya. Mulai dari senat. Ada yang kurang dari senat, yaitu perannya tidak kelihatan. Sehingga seakan akan tidak ada gunanya. Sehingga sayasendiri mencoba memperbaiki hal ini. Di Senat Syariah, sayaberinisiatif untuk menyatukan senat dalam Forsema dan mengadakan kegiatan-kegiatan seperti lomba cerdas cermat. Saya punya kecenderungan untuk memperbaiki segala yang kurang, semampu saya.
- Saya menyadari semua tidak bisa saya rangkul. Minimal sayamerangkul mereka yang searah, mau dan ingin melangkahbersama mewujudkan.
- Kita semuanya mengatakan mencari ilmu. Yang perludipahami, ilmu itu apa? Dan bagaimana untuk meraihnya?
- Ada kutipan masyhur tentang meraih ilmu dengan 6 syarat. Pertama kepintaran. Kemudian bersungguh-sungguh. Lalu, kesabaran. Dan juga, perlu pengorbanan seperti harta dan waktu. Juga harus ada bimbingan dari guru. Perlu ada guru yang menunjuki kita dalam belajar. Padahal kita kan bisamendapat ilmu tidak dari guru? Dari apa saja ada ilmu yang bisa kita petik. Kenapa kita perlu ada guru? Dan yang terakhirperlu waktu yang lama.
- Ternyata, kunci dari kata-kata ini adalah cara agar pengetahuanyang kita dapat tidak sekadar menjadi pengetahuan, sekedartahu saja. Tapi menjadi muthlaq at-tashdiq, menjadi ilmuyang benar-benar. Orang yang memiliki ilmu disebut alim. Nah, perlu adanya malakah, kemampuan menguasai disiplinilmu (masaail).
▪ Sesi 2 (Dinamika Masisir: Fakta, Sejarah, dan Solusi)
Usth. Wirdah Fachiroh Fahri, Lc., M.A.
- Awal mula di Mesir, pengarahan dan pembinaan masih kurang. Untungnya, Allah menunjukkan jalan yang benar.
- Dari segi intelektual Masisir, dahulu biasa dengan berburubuku baru, baca buku, diskusi, baca dan kajian koran, dsb.,yang sekarang bisa dikatakan langka. Dahulu saya sendiriditugaskan membaca dan mengkaji koran al-Ahram, koranterbesar di Mesir. Dengan pengetahuan yang terbatas sayausahakan agar bisa memahami koran itu dengan baik. Dan juga, semua ini bisa saya anggap muncul dari kebiasaansenior yang suka menelaah dan berburu buku baru, bukannyahp atau laptop baru.
- Kita tidak bisa menampik adanya beberapa komponen. Ada yang akademik, aktivis, pekerja, dan talaqqers. Dahulutalaqqi belum sesemarak sekarang. Masih terbatas di Al-Azhar dan sedikit lembaga lainnya. Dan yang berfokus untukAl-Qur’an juga jarang. Dari keempat komponen ini, banyakdinamikanya. Untuk pekerja sendiri juga ada beberapa motif. Bisa untuk memenuhi kebutuhan saja, atau untuk hidupberkecukupan. In syaa Allah kita di Mesir tidak akankelaparan.
- Dahulu 1998 saat krisis moneter keadaan sangat susah. Memang tidak bisa diraih kesempurnaan dalam 4 hal ini, tapisetidaknya kita harus menyeimbangkan keempat aspek ini, harus adil. Ada waktunya kuliah, belajar atau bimbel, perlutalaqqi, dan mencari pengalaman. Perlu pembagian dan mengukur aktivitas.
- Dinamika Masisir setelah reformasi bisa dikatakan menurun. Dahulu memang orang-orang berfokus dan menjadi expertdalam bidangnya. Bahkan hingga mendatangkan ahli dariIndonesia. Dan sekarang, saya melihat organisasi masihkurang matang. Memang perlu terus belajar dan belajar, terutama dinamika dunia yang terus berkembang. Kalaudibandingkan, dahulu belum ada komunitas yang dibentuksesuai keinginan Masisir.
- Saat krisis moneter kegiatan mulai menurun, karena realitamemaksa untuk berpikir tentang hidup yang layak, sehinggabisnis pun dijalani. Dan dahulu, dengan terbatasnya sarana, tapi dinamika kepenulisan sangat tinggi. Dan ini berbandingterbalik dengan sekarang. Walau sekarang agak menurun, tapimasih imbang. Dahulu pun pendanaan acara kebanyakanmandiri, makanan dimasak sendiri, semua diusahakan sendiri, kreatif, berbeda dengan sekarang. Kreatif ini muncul darikeprihatinan adanya kekurangan, dan ini akan memacu untuksemakin berkembang.
- Mindset dinamika Masisir harus ada yang diperbaiki. Perludipahamkan bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi yang lainnya. Jangan merasa hebat sendiri, rangkul kawan-kawan lainnya yang masih perlu bimbingandan bantuan ini semuanya sebagai bekal menghadapi dunia masyarakat Indonesia yang lebih kompleks.
*Notula kurang lengkap dikarenakan alasan tertentu
Notulis: Prima Rahmadi
Editor: Alif Rafdi
Komentar