ushuluddin.com - Jumat (18/10), Senat Mahasiswa Fakultas Ushuluddin menyelenggarakan acara Pelatihan Talkhis yang terbuka untuk umum, puluhan mahasiswa dari berbagai fakultas pun hadiri acara dengan penuh antusias. Acara tersebut berlangsung di Wisma Nusantara, Rabaa Al-Adaweyah, Nasr City.
Acara dimulai pada pukul 15.00 CLT dibuka oleh Saudara Rahmadi Prima Isnawan selaku pembawa acara. Setelah itu dilanjutkan dengan lantunan ayat suci alquran oleh Saudara Muhammad Riza dan sambutan yang disampaikan oleh Saudara Novian Nuzul Faza selaku Ketua Senat Ushuluddin.
“Membuat talkhisan (rangkuman) adalah salah satu cara untuk membantu kita mahasiswa Al-Azhar dalam mengelola materi muqarrar agar lebih mudah dipahami. Bahkan dengan adanya talkhisan bisa meringankankan dan memudahkan kita dalam menjawab soal-soal imtihan Azhar,” ungkap saudara Novian dalam sambutannya.
Pelatihan ini diisi langsung oleh Ustaz Khalilurrahman Zubaidi, mahasiswa Fakultas Ushuluddin jurusan Tafsir dan Ulumul Quran tingkat 4, yang tengah menjabat di Dept. Keazharan Menko 1 PPMI Mesir 2019/2020. Beliau juga peraih nilai tertinggi tingkat 3 Fakultas Ushuluddin dan pernah menjadi keynote speaker pada acara Seminar Internasional Toward Exellent.
Beliau mengajarkan bagaimana cara merangkum diktat-diktat Al-Azhar, membagi tips-tips dan cara bagaimana beliau belajar, terkhusus bagaimana cara merangkum muqarrar yang terkenal tebal dan banyak, menjadi padat dan sistematis.
“Sebelum menalkhis ada langkah-langkah yang perlu kita lalui, jangan sebatas ambil kertas HVS terus langsung talkhis. Jadi kalau saya petakan, ada 2 step menalkhis; pertama, step sebelum menalkhis, kedua, step ketika sedang menalkhis. Dan Ada 4 step yang perlu diketahui sebelum menalkhis; pertama, mengerti dan paham apa itu talkhis. Kedua, membaca muqarrar. Ketiga, memastikan bab-bab yang akan di tahdid. Keempat, harus mendapatkan semua sumber-sumber talkhisan, lalu pilih yang mana mu'tamad,” ungkap Ustaz Kalilurrahman Zubaidi.
“Rangkailah bahasa yang ada di muqarrar dengan bahasa kita sendiri. Kalau tidak bisa menghafal berarti harus memahami, kalau tidak bisa memahami materinya berarti harus dihafal. Namun alangkah lebih baik kalau teman-teman bisa keduanya, hafal dan paham. Menurut saya, bagi teman-teman yang tingkat satu itu wajib untuk membeli soal soal ujian tahun lalu yang disediakan di maktabah, tapi kalau untuk tingkat seterusnya itu sunnah. Dan Jangan main-main dengan ‘kata’ karena perkataan itu doa, jadi berkatalah yang baik. Jangan sebut-sebut kata ‘rasib’ pun jangan terlalu percaya diri bahwa kita akan mendapatkan nilai tinggi. Biasa-biasa saja, tidak terlalu merendah dan tidak pula harus meninggi,” lanjut beliau di menit-menit akhir pemaparan materi.
Setelah pembekalan materi, kemudian dilanjutkan dengan praktek langsung bagaimana cara menalkhis yang baik dan benar. Serta cara bagaimana mengambil sedikit catatan atau mengikhtisarkan tulisan tanpa meninggalkan poin-poin penting yang merupakan inti dari muqarrar tersebut.
Pukul 18.00 CLT, acara diistirahatkan sebentar karena telah memasuki waktu salat magrib. Kemudian setelah para peserta dan panitia menyelesaikan salat magrib berjamaah langsung di ruangan tersebut, sesi tanya jawab pun dimulai.
“Banyak sekali manfaat dan ilmu-ilmu baru yang saya dapatkan di acara Pelatihan Talkhis kali ini, lagi pula sekarang kan kita mau ujian, jadi bisa membantu kita untuk menalkhis muqarrar atau diktat-diktat kuliah yang tebal-tebal dan sebanyak itu. Pun bisa membantu kita bagaimana cara belajar yang sistematis, lebih-lebih ini adalah ujian pertama saya di Mesir,” ujar Zakiyatul Maula, mahasiswi tingkat 1, saat diwawancarai.
Setelah sesi tanya jawab usai, pembawa acara pun mohon undur diri sekaligus menutupi acara dengan penyerahan piagam kepada pemateri, doorprize untuk tiga peserta yang berhasil menjawab pertanyaan, serta sesi perfotoan bersama.
Oleh: Diffa Cahyani Siraj
Editor: Alif Rafdi
Komentar