Kairo SEMA FU --- Pada hari Senin (15/4), beberapa perwakilan dari Senat Mahasiswa Fakultas Ushuluddin (SEMA-FU) mengunjungi kediaman Syaikh Dr. Toha ad-Dasuki Hibisyi, tepatnya di daerah Dokki, Giza. Kegiatan silaturahim dilakukan warga Ushuluddin sebagai bentuk takzim kepada beliau. Di sela-sela perbincangan kami, Dr. Toha menjelaskan perihal titik perbedaan pengaruh dari pembelajaran Aqidah & Falsafat dan juga Tafsir.
“Saya mendapatkan anugerah ilmu dari pembelajaran Tafsir dan mendapatkan metode berpikir yang benar dalam pembelajaran Aqidah & Filsafat,” ujar Dr. Toha.
Beliau dikenal luas sebagai seorang pemikir Islam dengan banyak karangan kitab yang telah dipublikasikan secara luas, diantaranya adalah al-Islam wa Istimrar al-Muamarah, al-Shira’ baina al-Tsaqafah al-Islamiyyah wa al-Tsaqafat al-Ukhra dan al-Tayyarat wa al-Madzhab al-Mu’ashirah.. Tahlil wa Rudud dan lain sebagainya. Selain menjabat sebagai Ketua Jurusan Aqidah & Falsafat Fakultas Ushuluddin di Universitas al-Azhar, beliau juga merupakan salah satu anggota Majlis A’la li al-Syuun al-Islamiyyah. Dr. Toha juga termasuk salah satu anggota dalam al-Jam’iyyah al-Falsafiyyah al-Mishriyyah.
Meskipun demikian adanya, beliau juga sempat bercerita kepada kami, bahwasanya jurusan Aqidah & Falsafat bukanlah pilihan yang beliau inginkan.
“Dulunya saya menulis dalam formulir bahwasanya saya ingin berada di jurusan Tafsir. Sepuluh hari setelah saya mengumpulkan formulir tersebut dan melihat di papan pengumuman, ternyata nama saya justru adanya di jurusan Aqidah & Falsafat. Saya sudah mencoba untuk melaporkannya ke bagian administrasi, dan mereka menyuruh saya untuk menunggu beberapa hari. Sambil menunggu, saya diminta untuk tetap memasuki perkuliahan Aqidah & Falsafat. Namun setelah sekian lama menunggu, tidak ada perubahan yang terjadi,” tutur beliau.
Dalam kunjungan silaturahim ini, Dr. Toha juga menjelaskan kepada kami tentang perbedaan materi pembahasan Ilmu Kalam atau Aqidah dengan pembelajaran Filsafat. Menurut beliau, mempelajari Ilmu Kalam sangatlah berbeda dengan mempelajari Filsafat.
“Walaupun di dalam Ilmu Kalam terdapat banyak pembahasan mengenai filsafat ketuhanan, namun pembahasan-pembahasan tersebut merupakan materi yang sudah suci dari berbagai penyimpangan berfikir yang dilakukan oleh beberapa filsuf yang bahkan dari kalangan muslim sendiri. Berbeda dengan materi Filsafat, jika ada yang memberi tahumu bahwa Filsafat memberimu sangat sedikit ilmu, niscaya itu merupakan suatu kebenaran,” jelas beliau.
Sebelum mengakhiri perbincangan kami, Dr. Toha juga menjelaskan kepada kami secara singkat perihal peran Abu Hamid al-Ghozali dalam memberikan pencerahan dalam keilmuan Islam, khususnya di bidang Filsafat.
“Al-Ghozali mempelajari Ilmu Filsafat dengan sangat tekun dan kemudian mampu mengarang banyak kitab mengenai Filsafat. Kemudian dijuluki sebagai pemikir Islam paling hebat pada masanya. Namun di kesempatan berikutnya, justru al-Ghozali sendiri yang banyak mengkritik kelemahan dan kecacatan ilmu yang ada pada materi Filsafat yang ada pada masa itu dengan kitab-kitab karangannya sendiri. Setelah itu beliau mengasingkan diri di suatu tempat dan mendapat suatu ilham yang membuat beliau kemudian banyak mendalami Tasawuf. Setelah itulah lahir kitab karangan beliau yang berjudul ‘Ihya Ulum al-Din “’, jelas Dr. Toha kepada kami.
Perbincangan ini ditutup dengan beberapa nasehat dari beliau kepada kami yang mayoritas akan segera memilih salah satu dari keempat jurusan yang ada di Fakultas Ushuluddin.
“Setiap jurusan memiliki faidah dan keutamaannya sendiri. Setiap ilmu itu saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Pelajarilah seluruh keilmuan Islam yang ada agar tidak terjadi ketimpangan penguasaan ilmu walaupun kalian nantinya sudah berada pada jurusannya masing-masing”, ujar beliau.
Silaturahim pun diakhiri dengan penyerahan beberapa kenang-kenangan untuk Dr. Toha dan perfotoan bersama.
Komentar