Kamis (4/5) bertempat di Aula Griya Kelompok Studi Walisongo atau KSW telah diselenggarakan acara Tabaadul Ma'lumat, yang diselenggarakan oleh Senat Mahasiswa Fakultas Ushuluddin. Acara yang diisi oleh tiga pemateri hebat yaitu ; Ustad Apipuddin sebagai pemateri dalam fann Ilmu Hadis, perwakilan fakultas Ushuluddin, kemudian Ustad Fakhry Emil Habib sebagai pemateri dalam fann ilmu Ushul Fiqh, perwakilan fakultas Syariah, dan terakhir Ustad Ahmad Setiawan Hariadi sebagai pemateri dari fann Adab wan Nusus, perwakilan fakultas Lughah Arabiyyah.
Acara yang tak hanya dihadiri oleh mahasiswa Fakultas Ushuluddin saja, melainkan seluruh Mahasiswa lintas Fakultas di Universitas al-Azhar hingga siswa Daarul Lughoh pun turut hadir. Bertujuan untuk merunthkan sekat antara satu bidang ilmu dengan bidang lainnya, sehingga Masisir merasa tertantang untuk mendalami bidang yang ditekuni serta tak lupa untuk mempelajari bidang keilmuan islam diluar bidang yang ditekuni.
Diskusi menarik yang dilaksanakan selama empat jam ini tidak mengundang rasa bosan para hadirin. Para pembicara membawakan materi diskusi dengan gaya yang cukup santai sehingga seringkali mengundang gelak tawa dari hadirin.
Acara diakhiri dengan penyampaian kesimpulan oleh para pemateri. Usatdz Apipidun berpesan untuk senantiasa memilki azzam, atau tekad yang kuat untuk menekuni suatu bidang keilmuan.
Senada dengan Ustadz Apipudin, Ustadz Fakhry Emil Habib mengibaratkan kesungguhan seorang penuntut ilmu agama harus sama besar, bahkan lebih besar dari kesungguhan seorang dokter dalam belajar agar tidak membahayakan nyawa orang lain.
"Jika teman-teman kedokteran saja belajar dengan mati-matian supaya bisa menjaga orang agar tidak mati, maka seharusnya bagi kita para pembelajar ilmu agama yang tanggung jawabnya adalah kepada Allah Ta'ala. Jangan sampai pulang ke Indonesiaan dalam keadaan jahilan bil Ijazah," ungkap beliau.
Sembari memacut semangat Para Masisir untuk tidak bosan mendalami bidang Adab dan Humaniora Arab, Ustadz Hariadi menuturkan, "Imam Syafi'i dan Ibnu Hajar al-Asqolani. dimana keduanya dahulu adalah seorang sastrawan. Maka wajar Imam Syafi'i bisa menjadi seorang ulama besar dalam bidang fiqh. Jangan pandang sebelah mata sastra dan bahasa, karena itu akan sangat-sangat membantu dalam mempelajari ilmu syariah. Jangan mau dipandang sebelah mata dipandang orang lain, tingkatkan bahasa dan menulis."
Komentar