Foto Bersama Pengurus Senat Mahasiswa Ushuluddin Mesir |
HUT yang pertama kali diperingati setelah menginjak usia
16 tahun ini diselenggarakan di Aula Sekretariat KM-NTB Mesir, Abbas Aqqad
dihadiri oleh dewan pengurus dari periode ke periode, perwakilan PPMI Mesir,
perwakilan pengurus senat berbagai fakultas dan sejumlah mahasiswa Fakultas
Ushuluddin.
Imran Haidir: Bendahara SEMA-FU 2017-2018 |
“Tanggal ini dipilih sebagai peringatan HUT karena tayammunan
bertepatan dengan hari penganugerahan predikat senat terbaik PPMI Awards pada 20
Oktober 2015 lalu. Kita berharap melalui peringatan ini, SEMA-FU berhasil
meningkatkan prestasi-prestasinya di masa mendatang”. Ungkap ketua panitia
acara peraih IP 85.78, Imran Haidir dalam sambutannya.
Misbahul Badri: Koordinator Divisi Keilmuan SEMA-FU 2017-2018 |
Kata sambutan kedua disampaikan oleh Misbahul Badri, Koordinator
Divisi Keilmuan sebagai penanggung jawab kegiatan Bimbel: “Sebagai organisasi
yang bergerak di bidang akademik, senat lah yang menjadi barometer peningkatan
akademik masisir. Maka kita sebagai fasilitator memberikan fasilitas-fasilitas
yang dapat menunjang akademik masisir baik secara formal maupun informal.
Adapun yang formal kita punya pencangangan KAMUS (Kajian Muqorror Ushuluddin),
Bimbel dan WAFA. Bimbel itu sendiri sebagai pemetaan kita dalam memahami konsep
muqorror.” Tutur pria manis berkaca-mata asal Bekasi itu.
Reza Jamna Menko 4 PPMI Mesir mewakili Presiden Pangeran
Arsyad Ihsanul Haq yang sedang menghadiri Konferensi Organisasi Internasional
Alumni Al-Azhar yang bertempat di Islamic Center Nusa Tenggara Barat, dalam
kata sambutan menyampaikan:
Reza Jamna: Menko 4 PPMI Mesir |
“Saya mewakili segenap Kabinet PPMI Mesir mengucapkan alfu
mubārok untuk HUT SEMA-FU ke-16 semoga
semakin baik kedepan dan melahirkan cendikiawan Islam yang berkualitas.Sebab setelah
pulang nanti dan mengabdi di tanah air, kita tidak hanya dituntut paham mutlak dalam
akademik, namun tantangan modernitas membutuhkan ulama yang memiliki life
skill. Maka dari pergerakan di senat, kita belajar meningkatkan skill-skill
itu.”
Dalam launching bimbel, hadir sebagai pemberi motivasi
Aditya Wirawan, mahasiswa tingkat IV Fakultas Ushuluddin Syu’bah Hadits. Putra
Aceh yang sekarang menjabat sebagai Ketua PMIK dan Kepala Sekolah Rumah
Mathoriyah Aceh Mesir ini telah mampu mengkolabrosikan prestasi di kuliah dan
organisasi keilmuan.
Aditya Wirawan: Ketua PMIK Kairo |
Dalam kata-kata motivasinya, Aditya menjelaskan secara
runtun pentingnya kuliah dibarengi dengan bimbel untuk mendapatkan nilai
tinggi. Sekalipun bukan tujuan utama dan tidak selamanya menentukan
keberhasilan, nilai ujian saat ini dijadikan parameter oleh masyarakat untuk
memberikan kepercayaan. Misalnya Mumtaz dan Jayyid Jiddan adalah nilai yang marketable
untuk mendapatkan karier baik.
Pertanyaannya apabila sudah aktif di kuliah, apakah masih
perlu ikut bimbel? Atau sebaliknya, jika ikut bimbel apa masih perlu ikut
kuliah?
Berikut beberapa alasan sederhana aktif di kuliah dan
bimbel menurut Aditya:
1.
Muqorror yang sudah ada di depan tidak bisa berbuat
banyak mengangkat nilai. Tanpa semangat diri ditunjang penjelasan dosen
dikhawatirkan kita masuk dalam perumpamaan:
كمثل الحمار يحمل
أسفارا
2.
Dari kuliah kita bisa melihat manhaj duktur dalam
mengajar, karena kedepannya prosfek kita sebagai pengajar. Metode mengajar itu
pula berpengaruh dalam cara menjawab di ujian. Misalnya Dr. Jamal Afifi sebagai
pengajar ilmu tauhid dan ilmu akal, karena lemah dalam penglihatan, beliau
menjelaskan tanpa melihat buku dan dengan ringkasan. Maka, menjawab di ujian
dengan hanya berpatokan pada buku terkadang tidak selaras dengan kriteria
duktur.
3.
Mengetahui qoul yang di-rājihkan oleh duktur. Misalnya Dr.
Mursi pengajar Ulūmul
Qur’ān dalam memilih pendapat ayat
yang terakhir turun berbeda dengan pendapat dalam buku yang menguatkan QS.
Al-Baqarah ayat …, beliau sendiri memilih tawaqquf. Begitupun Dr. Ahmad Ma’bad
Abdul Karim dalam menguatkan beragam pendapat tentang jumlah minimal perawi
mutawatir, ketika pendapat dalam kitab memilih tawaqquf.
4.
Memahami bahasa duktur baik fusha maupun ‘ammiyah.
Walaupun di awal masih terasa asing.
Di akhir, pemateri memberikan tips berkuliah yang
dinamakan “Al-Qōnun fi at-Ta’allum” mengikuti Ibnu Sina yang menamakan
kitabnya Al-Qonun fi at-Thib:
1.
Membaca doa sebelum dan sesudah belajar. Apabila di
kuliah, menyuarakan doa dalam hati ketika duktur masuk untuk diberikan tambahan
ilmu dan ketika duktur keluar untuk diberikan keteguhan dan manfaat pada ilmu
yang diperoleh.
2.
Membaca dan memahami muqorror sebelum masuk kelas,
setelah dipahami dengan pemahaman sendiri, di kelas untuk men-tahqiq apakah
sesuai pemahaman itu dengan yang dijelaskan duktur dan untuk untuk menanyakan
yang kurang jelas.
3.
Sebelum tidur malam membaca lagi pelajaran tadi pagi
walaupun sekilas, karena menurut penelitian, apa yang dibaca sebelum tidur akan
menempel di otak.
4.
Membuat khulasoh sebelum ujian denga tulis tangan yang
sekalian sangat membantu mengulangi pemahaman dan hafalan.
5.
Membuat prediksi soal sebanyak-banyaknya untuk dijawab
sendiri. Lalu meminta kepada orang yang lebih paham untuk menilai jawaban itu,
untuk meningkat uslub dan menguji sejauh mana orang dapat membaca tulisan dan
memahaminya. Karena jika orang Indonesia saja tidak paham, apalagi duktur.
6.
Berdoa banyak-banyak dan minta didoakan oleh orang-orang
lain terutama orang tua.
7.
Banyak berbuat kebaikan, karena kebaikan adalah factor X.
Usai pemberian motivasi, acara dilanjutkan dengan Talk
Show bersama para ketua senat demisioner dan yang sedang menjabat. Bertindak sebagai
moderator Muhammad Zainuddin berbincang santai bersama Hamam Nashiruddin, Lc (Plt.
Ketua Senat 2013/2014 dan 2014/2015), Afifuddin (Ketua Senat 2015/2016), Kemas
Ahmad Fadhluzzaki (Wakil Ketua Senat 2016-2017) dan Arief Mughni (Ketua Senat
2017-2018).
Bersambung….
Rep: Muhammad Zainuddin Ruslan
Komentar